Di Mulai dari Kampung ikut mencerdaskan Bangsa

Kamis, 12 November 2015

Pelajaran Anak SD dan Metode Pembelajaran Yang Tepat

Guru yang professional adalah mengerti cara memberikan pelajaran anak sd dengan baik. Mereka dapat menyampaikan materi secara maksimal kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut memang bukan hal yang mudah, apalagi pada pendidikan SD. Hal ini mengingat bahwa anak sekolah dasar masih berada tahap yang masih kecil sekali. Kadangkala, ketika pembelajaran berlangsung, masih ada anak yang keluyuran di luar kelas atau menjahili temannya. Oleh karena itulah, guru perlu memiliki sifat sabar dan mempelajari model-model pembelajaran anak sekolah dasar. Mengajar sekolah anak dasar bukanlah hal yang mudah. Guru perlu sabar karena ini akan memengaruhi perkembangan siswa itu sendiri. Jika guru sering memperlihatkan kekerasan, maka siswa akan berkarakter sama dengan si pendidik. Akan tetapi, kalau kita mengajarkan sesuatu dengan cara yang baik, maka karakter mereka juga akan baik pula. Hal ini juga berlaku dalam proses pembelajaran pada anak sekolah dasar di dalam kelas. Saat seorang guru memperlihatkan wajah seram di kelas, maka suasana belajar jadi menyeramkan. Berbeda dengan ketika guru tersebut selalu terlihat ramah dan tersenyum kepada siswa-siswanya. Guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa tidak merasa terbebani. Akan lebih bagus lagi jika guru juga menyampaikan materi dengan metode pembelajaran yang interaktif.

Pengertian Model Pelajaran SD

Metode pembelajaran sendiri adalah rangkaian kesatuan antara pendekatan, strategi, taktik atau metode dalam pembelajaran. Model pembelajaran anak sd juga bisa dikatakan sebagai desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa untuk bisa berinteraksi dengan aktif yang akan membuat mereka mengalami pengembangan diri.

Model Pembelajaran Anak Sekolah Dasar

Model pembelajaran yang digunakan untuk anak SD harus disesuaikan dengan materi dan tingkat pendidikan yang dihadapi. Model pembelajaran mengenai pelajaran anak SD biasanya lebih bersifat menyenangkan. Di bawah ini adalah contoh-contoh model pembelajaran :
  • Pakemi
    Pakemi adalah singkatan dari pendidikan aktif kreatif dan menyenangkan islami. Model ini menuntut anak agar bisa aktif dan kreatif dan menanamkan nilai-nilai keislaman.
  • CTL
    CTL atau Contekstual Teaching Learning adalah sebuah pembelajaran yang terdiri dari sejumlah kegiatan seperti kontruksivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi serta penilaian. Metode ini menuntut anak juga untuk berpikir kreatif dengan membangun sendiri materi yang akan mereka dapatkan.
  • Metode Collaborative Learning
    Metode ini disebut juga dengan belajar kolaboratif adalah kegiatan kelompok yang bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama untuk menempuh satu tujuan.
  • Metode Quantum Learning
    Metode ini adalah metode yang bisa diandalkan untuk menanggulangi masalah yang paling sulit untuk diselesaikan di sekolah, yaitu kebosanan siswa.

Teknik-Teknik Bimbingan Untuk Anak SD bisa dilakukan dengan sejumlah cara yakni :

  • Teknik Individual
  • Directive Counseling : konselor akan membuka jalan pemecahanan yang dihadapi oleh anak
  • Non-Directive Counseling : Prosedur ini yaitu pelayanan bimbingan difokuskan untuk anak-anak yang bermasalah.
  • Elective Counseling : Dengan menggunakan teknik ini, pelayanan sendiri tidak dipusatkan pada pembimbing atau si klien, namun masalah yang dihadapi itulah yang perlu ditangani.
Jadi, memang banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan untuk melakukan memberikan pelajaran anak sd. Ingat, bahwa anak sekolah dasar masih bersifat anak-anak dan tidak bias dikeraskan. Sekali-kali, berikanlah mereka suatu reward jika mereka bisa meraih ranking atau hasil yang bagus dengan membelikan mereka sebuah tas anak atau berbagai hadiah lainnya yang akan membuat mereka menjadi lebih bersemangat. Ketika mereka bersemangat, pendidik pun akan lebih mudah memberikan pelajaran anak sd.

Bagaimana Mengembangkan Bakat Anak Sejak Dini

Sejauh mana bakat anak dapat terwujud, tergantung pada beberapa faktor pribadi, seperti minat, motivasi, nilai, kepribadian, dan faktor lingkungan seperti pengalaman dan kesempatan pendidikan.
Sebagai orangtua, kita tentu memiliki harapan yang besar pada anak dalam berbagai aspek kehidupannya. Termasuk misalnya, keberhasilan di sekolah maupun luar sekolah. Beberapa orangtua memisahkan kedua hal tersebut, meskipun sejatinya keduanya sama-sama berkontribusi pada masa depan dan arah karier anak nanti.
Keberhasilan anak dalam hal apapun, termasuk dalam pengembangan bakat anak, tentu tidak lepas dari bagaimana kita sebagai orangtua membekali anak dalam menemukan fokus belajarnya dan menekuni bidang pilihannya. Namun kita juga seringkali dilanda kebingungan dalam memfasilitasi belajar anak. Pertanyaan seperti “Apakah saya harus mengikutkan anak dalam kursus?” atau keraguan semacam “IQ anak saya hanya rata-rata saja, tidak seperti teman-temannya,” seringkali menghantui benak kita.
Demi keberhasilan anak nanti, kita rela melakukan apapun – bahkan secara tidak sadar melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak disukai anak. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan bakat anak sejak dini:
  • Orangtua sendiri perlu menunjukkan minat terhadap bidang kegiatan tertentu, mempunyai hobi, senang membaca, dan menyediakan bahan bacaan yang cukup dan beragam.
  • Menciptakan lingkungan rumah yang baik. Tempat orangtua berperan serta dalam kegaitan intelektual, atau dalam permainan yang meningkatkan daya pikir anak.
  • Menyempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan anak dengan sungguh-sungguh. Kalau belum dapat menjawab pertanyaan anak, sebaiknya mengajak anak itu untuk mencari jawaban bersama-sama.
  • Mengajak anak mengunjungi museum, perpustakaan, tempat bersejarah, pusat kebudayaan atau kesenian. Beri mereka kesempatan bertemu dengan orang lain yang mempunyai keahlian atau keterampilan tertentu.
  • Memberi kesempatan kepada anak agar melakukan sesuatu sendiri, untuk memupuk kemandirian, kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab.
Pendiri Intrinsic Institute, Dr. Brian Davidson, adalah salah satu orang yang menaruh perhatian pada tema ini. Sebagai seorang guru pula, ia tertarik untuk menjawab pertanyaan tentang apa bekal penting yang harus dimiliki murid-muridnya untuk berhasil dalam studinya. Alih-alih fokus pada faktor-faktor yang secara umum kita kenal dapat memicu keberhasilan anak, seperti IQ dan kemampuan kognitif, ia justru mengungkapkan bahwa banyak kemampuan non-kognitif yang patut menjadi bekal anak. Misalnya, ia menunjukkan hasil penelitian Angela Duckworth dan Martin Seligman bahwa disiplin diri dua kali lebih baik ketimbang IQ dalam memprediksi keberhasilan akademik seorang anak.
Ini seperti banyak kasus yang sering kita dengar – anaknya tidak terlihat pintar, namun karena dia tekun, sang anak lalu jadi terampil di bidang bakat yang ditekuni.
Apa sih kemampuan non-kognitif yang dimaksud oleh Dr. Brian? Yang dimaksud adalah berbagai bekal yang berkontribusi dalam pengembangan bakat anak, yang sulit diukur dalam berbagai tes, termasuk tes IQ. Ketekunan belajar, pantang menyerah, growth mindset yang akhir-akhir ini kita sering dengar, kemampuan untuk bangkit dari kegagalan, jelas lebih sulit diukur dalam berbagai tes kecerdasan. Namun tes kecerdasan maupun ujian lebih sering dijadikan patokan dalam menentukan “nasib” anak. Paradigma ini pula yang menyebabkan kita seringkali lebih fokus pada hasil ketimbang proses belajar.
Padahal, proses belajar dan pengembangan bakat anak seringkali akrab dengan tantangan, hambatan, dan kegagalan. Namun sistem persekolahan misalnya, membuat kita malu melihat seorang anak tidak naik kelas, meskipun hal tersebut mungkin menjadi pembelajaran yang berharga bagi anak. Itu sebabnya, selain membekali diri dengan konten belajar – membaca, berhitung, menulis, memasak, atau bakat apapun yang ditekuni anak – anak perlu belajar dan membekali dirinya dengan berbagai kemampuan non-kognitif yang telah disebutkan di atas.
Misalnya, anak yang sering juara lomba melukis, lalu kemudian tidak mendapat juara di lomba berikutnya, mungkin merasa kecewa. Hidup memang bukan hanya perlombaan, namun perlombaan juga menjadi bagian dari hidup dan pengembangan bakat anak. Dalam kejadian ini, ayah ibu bisa mengobrol dengan anak tentang bagaimana bangkit dari kegagalan. Atau sebaliknya, anak yang tidak pernah dapat juara lomba melukis pun bisa belajar bagaimana menumbuhkan sikap pantang menyerah. Tidak dapat juara bukan berarti anak harus berhenti melukis, bukan?
Namun perlu diingat bahwa orangtua harus dapat membedakan antara tindakan “memberi perhatian dan kesempatan mewujudkan bakat” dengan tindakan “memaksa anak untuk berprestasi.” Bakat seorang anak bukan sesuatu yang siap jadi, tetapi diperoleh dari, dan ikut dibentuk oleh lingkungan.

Rabu, 11 November 2015

Cara Mengajarkan Anak Bersosialisasi Sejak Usia Dini

Memiliki teman atau sahabat adalah salah satu pondasi penting dalam kehidupan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, cenderung mengalami guncangan emosi yang lebih besar dibandingkan anak yang memiliki banyak teman. Dalam kondisi ekstrim, saat mereka dewasa guncangan emosi yang tidak dapat diatasi ini dapat menyebabkan tindakan vandalisme, kriminal, bahkan bunuh diri. Bagaimana dengan anak anda?
Apabila anda memiliki seorang anak yang pemalu, maka tidak ada salahnya jika anda mengajarkan cara bersosialisasi sejak dini. Kemampuan bersosialisasi ini sangat penting dalam masa tumbuh kembang anak, karena dengan bersosialisasi anak akan lebih mudah untuk mengembangkan karakternya. Mungkin hal ini bukan masalah bagi sebagian anak yang terlahir dengan bakat pandai bersosialisasi. Tetapi bagi anak yang kesulitan bersosialisasi, hal ini dapat menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dan susah bergaul dengan teman sebayanya.
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat membantu anda untuk mengajarkan anak bersosialisasi sejak usia dini.
1. Menjadi Role Model
Anak seringkali mencontoh perilaku dan sikap dari orangtuanya. Oleh karena itu, setiap orangtua wajib menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya. Dengan melihat bagaimana orangtuanya menyapa, berbicara dan bergaul dengan orang lain, hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk bersosialisasi dengan teman-temannya.
2. Biarkan Anak Berekspresi
Berikan kesempatan pada anak untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya, seperti mengikuti kegiatan pramuka, olahraga, atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendorong bakat mereka. Anak akan sangat menikmati apabila mereka dapat menunjukkan bakat serta minatnya. Salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri pada anak, adalah karena anak tidak memiliki ruang untuk berekspresi.
3. Suasana Keluarga Yang Terbuka
Bangunlah suatu hubungan yang terbuka antara anak dengan orangtua. Salah satu caranya adalah dengan mengajak anak anda berkomunikasi tentang berbagai kegiatannya sehari-hari. Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak anda sedikitnya dua kali dalam sehari, dan biarkan anak anda mengeluarkan isi hatinya. Hal seperti ini akan membuat anak berani untuk bertanya, minta pendapat, ataupun sekedar curhat saja.
4. Beraktivitas Dalam Kelompok
Ajak anak anda untuk bergabung dalam suatu komunitas atau tim olahraga yang sesuai dengan minatnya. Selain dapat mengasah bakat anak, kegiatan semacam ini juga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bergaul dan mendapat teman baru. Anak-anak biasanya sangat menyukai kegiatan seperti ini, karena itu carilah suatu kegiatan yang dapat dilakukan anak bersama dengan teman sebayanya.
5. Bermain Bersama
Bermain adalah salah satu cara untuk mengakrabkan diri dengan anak lain, dan dengan bermain anak menjadi lebih bebas dalam mengeluarkan ekspresinya. Ajak anak anda untuk sesekali bermain di luar rumah bersama teman-temannya, atau anda bisa meminta saudara sepupu atau teman dekatnya untuk menginap di rumah ketika liburan sekolah tiba.
6. Bangkitkan Rasa Percaya Diri Anak
Orangtua adalah orang yang paling tahu dan mengenal karakter anaknya, beserta dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya. Karena itu bantulah anak anda untuk menemukan rasa percaya dirinya dengan cara berkomunikasi secara personal.
7. Etika Bergaul
Dalam pergaulan, anak harus diberikan pengertian untuk dapat menghargai orang lain. Dengan memiliki etika bergaul yang baik, anak tidak akan canggung untuk bergaul dengan teman sebayanya ataupun orang yang usianya jauh lebih tua.
8. Jangan Terlalu Protektif
Seringkali orangtua terlalu protektif terhadap anaknya, sehingga membatasi kesempatan anaknya untuk berinteraksi dengan orang lain. Biarkan anak anda belajar untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, seperti menelepon temannya, bertanya kepada orang lain, atau membayar sendiri saat jajan.
9. Perhatikan Anak Anda
Agar dapat lebih memahami perilaku anak anda, penting bagi anda untuk memperhatikan mereka saat berinteraksi dengan orang lain. Jika anak anda pemalu, jangan terlalu memaksanya, tetapi bantulah dia untuk dapat membuka diri dengan teman-temannya. Dukungan dari orangtua sangat membantu anak untuk bersosialisasi.
10. Jelaskan Arti Teman
Berikan pemahaman pada anak tentang pentingnya mempunyai teman. Apabila anak anda memiliki pribadi yang tertutup, berilah mereka cukup waktu untuk membuka diri. Karena ketika mereka merasa nyaman, saat itulah mereka akan bersosialisasi dengan orang lain.
Demikianlah beberapa cara mendidik anak untuk bersosialisasi. Kemampuan bersosialisasi ini dapat dilatih sejak anak usia dini, sehingga nanti ketika dewasa mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Untuk melatih kemampuan bersosialisasi ini tentunya juga harus disesuaikan dengan kepribadian anak, karena setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda sehingga cara pendekatan dan latihan yang dilakukan juga berbeda, sesuai dengan kepribadian mereka.

Home Schooling

Pengertian homeschooling
Menurut Marsha Ransom, penulis buku “The Complete Idiot’s Guide to Homeschooling”, homeschooling adalah istilah generik yang sering digunakan untuk menggambarkan keluarga-keluarga yang memilih untuk mendidik anaknya di rumah. Tetapi, istilah homeschooling itu sendiri sering dianggap kurang tepat karena istilah itu seolah-olah menggambarkan model pendidikan yang menggunakan metode seperti lembaga sekolah (ruang kelas, buku pelajaran, guru, murid, tes, rapor, kelas, dan sebagainya. Padahal, banyak sekali model dan metode yang dijalani oleh keluarga-keluarga homeschooling. Oleh karena itu, sebagian keluarga lebih menyukai sebutan home education atau home-based learning karena mereka menggunakan rumah sebagai titik berangkat (c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta. 3 pendidikan dan belajar, tetapi model belajar yang digunakanya tak seperti sekolah. Mereka menggunakan keseharian dan lingkungan sekitar sebagai bagian integral yang digunakan dalam proses belajar dan pendidikan anak-anak. Para orangtua lebih menempatkan diri sebagai fasilitator dan mentor daripada sebagai guru dalam pengertian tradisional. Keluarga-keluarga ini mungkin juga menggunakan buku pelajaran dan metode konvensional lainya, tetapi mereka berusaha mengaitkan antara materi yang dipelajari anak-anak dengan dunia nyata sehari-hari yang dijalani.
ada beberapa perbedaan dalam pemaknaan homeschooling, secara substansi ada beberapa hal yang terkandung dalam pengertian homeschooling dan menjadi kesepakatan:
  • Homeschooling adalah model pendidikan alternatif
  • Homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga

Homeschooling adalah pendidikan berbasis alternatif
Homeschooling sebagai pendidikan alternatif Sebagai model pendidikan berarti homeschooling memiliki kesamaan dengan sekolah yaitu untuk mengantarkan anak-anak pada potensi terbaik mereka. Tapi sebagai model pendidikan alternatif, homeschooling memiliki perbedaan-perbedaan dibandingkan model pendidikan mainstream (sekolah). Namanya juga alternatif, berarti berbeda dengan arus utama dan perbedaan itu menjadi bagian yang wajar dan melekat dalam homeschooling.

Homeschooling sebagai pendidikan berbasis keluarga
Substansi kedua mengenai pengertian homeschool adalah bahwa homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga. Homeschooling adalah pendidikan noninstitusional, bukan sebuah lembaga. Sebutan homeschooling melekat pada keluarga yang menjalaninya, bukan pada sebuah lembaga.

Homeschooling & Flexischooling
Jadi, yang disebut homeschooling adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga. Homeschooling adalah jalur pendidikan informal. Sebutan homeschooling melekat pada keluarga, bukan pada lembaga. Kalau lembaga, sebutannya adalah sekolah, akademi, kursus, bimbel, PKBM, atau sebutansebutan lainnya yang sesuai.

Analogi Homeschooling dan Sekolah
Bentuk homeschooling itu memang tidak mudah dibayangkan bagi orang yang belum pernah bersentuhan dengannya. Oleh karena itu, cara paling mudah untuk memahami homeschooling adalah dengan membandingkannya dengan sekolah.

Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling
Kelebihan dan kekurangan homeschooling ini dituliskan berdasarkan kondisi alami (nature) homeschooling, bukan berdasarkan pengamatan praktik homeschooling yang sangat beragam.

Universitas Negeri Jakarta

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah mendirikan berbagai kursus pendidikan guru. Sekitar tahun 1950-an, pada jenjang di atas pendidikan menengah didirikan B-I, B-II, dan PGSLP yang bertugas menyiapkan guru-guru untuk sekolah lanjutan.
Usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dan jumlah guru terus dilakukan melalui pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri P dan K No. 382/Kab tahun 1954. PTPG ini didirikan di empat kota yakni Batusangkar, Manado, Bandung, dan Malang. Dengan demikian terdapat dua macam lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru, yaitu Kursus B-I/B-II/PGSLP dan PTPG. Kedua lembaga ini kemudian diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan melalui berbagai tahap. Pada tahun 1957, PTPG diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada universitas terdekat. Berdasarkan PP No. 51 tahun 1958 Fakultas Pedagogik diintegrasikan ke dalam FKIP. Pada tahun 1963, oleh Kementerian Pendidikan Dasar didirikan Institut Pendidikan Guru (IPG) untuk menghasilkan guru sekolah menengah; sementara berdasarkan Keputusan Menteri P dan K No. 6 dan 7, tanggal 8 Pebruari 1961 Kursus B-I dan B-II diintegrasikan ke dalam FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi yang juga menghasilkan guru sekolah menengah. Dualisme ini dirasakan kurang efektif dan mengganggu manajemen pendidikan guru. Untuk mengatasi ini maka kursus B-I dan B-II di Jakarta diintegrasikan ke dalam FKIP Universitas Indonesia.
Melalui Keputusan Presiden RI No. 1 tahun 1963 tanggal 3 Januari 1963, ditetapkan integrasi sistem kelembagaan pendidikan guru. Salah satu butir pernyataan Keppres tersebut adalah bahwa surat keputusan ini berlaku sejak 16 Mei 1964, yang kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya IKIP Jakarta. FKIP dan IPG diubah menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). FKIP Universitas Indonesia dan IPG Jakarta diintegrasikan menjadi IKIP Jakarta. Dalam perkembangan selanjutnya IKIP diberi perluasan mandat untuk mengembangkan ilmu kependidikan dan non kependidikan dalam wadah universitas. IKIP Jakarta sejak tanggal 4 Agustus 1999 berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berdasarkan Keppres 093/1999 tanggal 4 Agustus 1999, dan peresmiannya dilaksanakan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1999 di Istana Negara.
Hari jadi Universitas Negeri Jakarta ditetapkan sama dengan hari jadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta yang merupakan cikal bakal Universitas Negeri Jakarta yaitu pada tanggal 16 Mei 1964.

Rektorat[sunting | sunting sumber]

Masa Universitas Indonesia[sunting | sunting sumber]

  1. Prof.R. Sugarda Poerbakawatja Dekan FKIP Universitas Indonesia 1961 - 1963
  2. Prof. Dr. Slamet Imam Santoso Dekan FKIP Universitas Indonesia 1963 - 1964

Masa IKIP Jakarta[sunting | sunting sumber]

  1. Brigjen A. Latif Hendraningrat Rektor IKIP Jakarta 1964 - 1965
  2. Dra. Maftuchah Yusuf Ketua Presidium IKIP Jakarta 1966 - 1967
  3. Dr. Deliar Noer Rektor IKIP Jakarta (1967 - 1971; 1971 - 1975, 2 periode)
  4. Dr. Siswojo Hardjodipuro Pjs. Rektor IKIP Jakarta 1975
  5. Prof. Dr. Winarno Surachmad, M.Sc.,M.Ed Rektor IKIP Jakarta 1975-1980
  6. Prof. Dr. R. Soedjiran Reksosoe-darmo, M.A Rektor IKIP Jakarta 1980 - 1984
  7. Prof. Dr. Conny R. Semiawan Rektor IKIP Jakarta (1984 - 1988; 1988 - 1992)
  8. Dr. A. Suhaenah Suparno Rektor IKIP Jakarta 1992 - 1996
  9. Dr. Sutjipto Rektor IKIP Jakarta 1997 - 1999

Masa Universitas Negeri Jakarta[sunting | sunting sumber]

  1. Prof. Dr. Sutjipto Rektor Universitas Negeri Jakarta (1999 - 2001; 2001 - 2005)
  2. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Jakarta (2005 - 2009; 2009 - 2014)
  3. Prof. Dr. H. Djaali Rektor Universitas Negeri Jakarta (2014 - 2019)

Bidang Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan 2 (dua) bidang pendidikan, yaitu Bidang Kependidikan dan Bidang Nonkependidikan.

Bidang Kependidikan[sunting | sunting sumber]

Bidang Kependidikan diselenggarakan di semua program studi yang ada di UNJ sebagai kelanjutan pembinaan dari bidang sebelumnya (IKIP Jakarta). Program Bidang Kependidikan ini dikembangkan secaraoptimal.

Bidang Nonkependidikan[sunting | sunting sumber]

Setelah IKIP Jakarta diperluas mandatnya menjadi Universitas, UNJ menyelenggarakan Program Bidang Nonkependidikan dengan jenis program D-III dan jenjang program S-1. Program Nonkependidikan yang sudah ada akan terus dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya, sedangkan program studi lainnya akan dibuka secara bertahap.

Jenis Pendidikan[sunting | sunting sumber]

UNJ m Sarjana (S-1), Program Magister (S-2) dan Program Doktor (S-3).

Program Sarjana (S-1)[sunting | sunting sumber]

Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan 2 (dua) jenis Program Sarjana, yaitu Program Sarjana Kependidikan dan Program Sarjana Nonkependidikan.
  • Program Sarjana Kependidikan. Beban studi program ini sekurang-kurangnya 144 SKS dan sebanyak-banyaknya 160 SKS yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester. Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program ini diberi gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
  • Program Sarjana Nonkependidikan. Beban studi program ini sekurang-kurangnya 144 SKS dan sebanyak-banyaknya 160 SKS yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester. Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program ini diberi gelar Sarjana Sains (S.Si.) untuk lulusan dari FMIPA, Sarjana Olahraga (S.Or.) untuk lulusan dari FIK, Sarjana Sastra (S.S.) atau Sarjana Seni (S.Sen.) untuk lulusan dari FBS, Sarjana Ekonomi (S.E.) untuk lulusan dari FE, dan Sarjana Sosial (S.Sos) untuk lulusan FIS.

Program Magister Pendidikan (S-2)[sunting | sunting sumber]

Beban studi program ini sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester termasuk penyusunan tesis, setelah Program Sarjana (S-1) atau yang sederajat. Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program ini diberi gelar Magister Pendidikan (M.Pd.).

Program Doktor Pendidikan (S-3)[sunting | sunting sumber]

Beban Studi, Lama Studi dan Gelar program ini adalah :
  • Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan Sarjana (S-1) sebidang sekurang-kurangnya 76 (tujuh puluh enam) SKS yang dijadwalkan untuk sekurang-kurangnya 8 (delapan) semester dengan lama studi selama-lamanya 12 (dua belas) semester.
  • Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan Sarjana (S-1) tidak sebidang sekurang-kurangnya 88 (delapan puluh delapan) SKS yang dijadwalkan untuk 9 (sembilan) semester dengan lama studi selama-lamanya 13 (tiga belas) semester.
  • Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan Magister (S-2) sebidang sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dengan lama studi selama-lamanya 10 (sepuluh) semester.
  • Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan Magister (S-2) tidak sebidang sekurang-kurangnya 52 (lima puluh dua) SKS yang dijadwalkan untuk 5 (lima) semester dengan lama studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester.

Program Profesional[sunting | sunting sumber]

UNJ memiliki dua jenis program Profesional yaitu Program Diploma dan Program Akta Mengajar.

Program Diploma[sunting | sunting sumber]

UNJ menyelenggarakan Program Diploma-II (D-II), dan Program Diploma-III (D-III) baik Program Diploma Pendidikan maupun Non-Pendidikan.

Program Akta Mengajar[sunting | sunting sumber]

Program Akta Mengajar atau Program Pembentukan Kemampuan Mengajar (PPKM) bertujuan untuk membekali kompetensi mengajar yang profesional. Kompetensi mengajar yang dimaksud adalah kemampuan penguasaan materi bidang studi dan memadukannya dengan metodologi pembelajaran yang tepat baik secara teoretik maupun praktik untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Program Studi Di Universitas Negeri Jakarta[sunting | sunting sumber]

Fakultas Ilmu Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  1. Psikologi
  2. Teknologi Pendidikan
  3. Manajemen Pendidikan
  4. Pendidikan Khusus
  5. Pendidikan Non Formal
  6. Bimbingan Konseling
  7. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
  8. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam[sunting | sunting sumber]

  1. Pendidikan Matematika (S.Pd)
  2. Pendidikan Fisika (S.Pd)
  3. Pendidikan Kimia (S.Pd)
  4. Pendidikan Biologi (S.Pd)
  5. Matematika (S.Si)
  6. Fisika (S.Si)
  7. Kimia (S.Si)
  8. Biologi (S.Si)
  9. Sistem Komputer (S.Kom)

Fakultas Teknik[sunting | sunting sumber]

  1. Pendidikan Teknik Elektronika
  2. Pendidikan Teknik Mesin
  3. Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
  4. Pendidikan Teknik Bangunan
  5. Pendidikan Tata Boga
  6. Pendidikan Tata Busana
  7. Pendidikan Tata Rias
  8. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
  9. Teknik Elektro
  10. Teknik Mesin
  11. Teknik Sipil

Fakultas Ilmu Sosial[sunting | sunting sumber]

  1. Ilmu Agama Islam
  2. Pendidikan Kewarganegaraan
  3. Pendidikan Geografi
  4. Pendidikan Sosiologi
  5. Pendidikan Sejarah
  6. Sosiologi
  7. Pendidikan IPS
  8. Hubungan Masyarakat

Fakultas Bahasa dan Seni[sunting | sunting sumber]

  1. Bahasa dan Sastra Jerman
  2. Bahasa dan Sastra Indonesia
  3. Bahasa dan Sastra Inggris
  4. Bahasa dan Sastra Perancis
  5. Bahasa dan Sastra Arab
  6. Bahasa korea
  7. Bahasa jepang dan sastra jepang
  8. Bahasa Mandarin
  9. Seni Musik
  10. Seni Rupa
  11. Seni Tari

Fakultas Ilmu Keolahragaan[sunting | sunting sumber]

  1. Somatokinetika
  2. Sosiokinetika

Fakultas Ekonomi[sunting | sunting sumber]

  1. Akuntansi
  2. Manajemen
  3. Ekonomi dan Administrasi
  4. Pendidikan Ekonomi

Program Pascasarjana[sunting | sunting sumber]

  1. Program Magister (S-2)
    (1)Teknologi Pendidikan; (2)Pendidikan Olah Raga; (3)Pendidikan Bahasa; (4)Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (5)Manajemen Lingkungan, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (6)Pendidikan Anak Usia Dini; (7)Manajemen Pendidikan; (8)Manajemen Pendidikan Tinggi, sebagai konsentrasi dari Manajemen Pendidikan; (9)Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; (10)Manajemen Olah Raga, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Olah Raga; (11)Pendidikan Dasar; (12)Pendidikan Sejarah, dan (13)Linguistik Terapan.
  2. Program Doktoral (S-3)
    (1)Teknologi Pendidikan; (2)Teknologi Pendidikan, konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini; (3)Pendidikan Olah Raga; (4)Pendidikan Bahasa; (5)Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (6)Manajemen Pendidikan; (7)Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; (8)Manajemen Lingkungan, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. (9)Ilmu Manajemen (Manajemen Sumber Daya Manusia

Jalur Program[sunting | sunting sumber]

Dalam penyelesaian studinya mahasiswa dapat memilih jalur skripsi, jalur karya inovatif atau jalur pemahaman komprehensif. Penetapan jalur penyelesaian studi dilakukan setelah mahasiswa memperoleh minimal 100 SKS dengan komposisi mata kuliah yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Jurusan/Program Studi masing-masing . Beban kredit semester untuk ketiga jalur adalah minimal 144 SKS.

Jalur Skripsi[sunting | sunting sumber]

Jalur skripsi diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 2,50.

Jalur Karya Inovatif[sunting | sunting sumber]

Jalur karya inovatif diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki IPK 2,50. Rambu-rambu penyelesaian studi jalur karya inovatif disesuaikan dengan kaidah keilmuan masing-masing jurusan/program studi.

Jalur Pemahaman Komprehensif[sunting | sunting sumber]

Jalur pemahaman komprehensif diperuntukkan bagi mahasiswa yang memilih jalur ini.

Kegiatan Kemahasiswaan[sunting | sunting sumber]

Kegiatan Kemahasiswaan atau Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di Universitas Negeri Jakarta terbagi atas dua bagian, Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPMAWA) yang membina mahasiswa untuk belajar berorganisasi, memahami ketatanegaraan, mampu mewadahi aspirasi mahasiswa dan sebagai jembatan mahasiswa dengan pihak kampus dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bertujuan mengembangkan Penalaran, Bakat Minat, dan Kesejahteraan. Keduanya ada untuk menunjang tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Organisasi Pemerintahan Mahasiswa[sunting | sunting sumber]

Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPMAWA) terdiri atas:
  • Majelis Tinggi Mahasiswa UNJ (MTM UNJ)
    merupakan lembaga legislatif mahasiswa tingkat universitas.
  • Badan Eksekutif Mahasiswa UNJ (BEM UNJ)
    merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tingkat universitas.
  • Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF)
    merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tingkat fakultas yang terdapat di setiap fakultas.
  • Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF)
    merupakan lembaga legislatif mahasiswa tingkat fakultas yang terdapat di setiap fakultas.
  • Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) / Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA / HMJ)
    merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tingkat jurusan yang terdapat di setiap jurusan. Penamaannya disesuaikan dengan kultur yang terdapat disetiap jurusan.
  • Lembaga Legislatif Mahasiswa Jurusan (LLMJ)
    merupakan lembaga legislatif mahasiswa tingkat jurusan yang terdapat di setiap jurusan yang memiliki lembaga eksekutif berbentuk BEMJ. Penamaannya disesuaikan dengan kultur yang terdapat disetiap jurusan.

Unit Kegiatan Mahasiswa[sunting | sunting sumber]

Berikut organisasi Unit Kegiatan Kemahasiswaan di Universitas Negeri Jakarta yang berlokasi di Gd. G,:
  • UKM (Unit Kesenian Mahasiswa)
    Memfasilitasi mahasiswa meningkatkan apresiasi seni dan mengembangkan bakat dan keseniannya. Unit Kesenian Mahasiswa mempunyai Sub Unit Sanggar Seni Rupa Rawamangun (S-2R2), Seni Suara, Sastra Drama, dan Band.
  • LKM (Lembaga Kajian Mahasiswa)
    Wadah yang bertujuan mengembangkan wawasan ilmiah dan penalaran mahasiswa yang kritis dan dinamis.
  • UKO (Unit Olahraga Mahasiswa)
    Membina dan mengembangkan potensi mahasiswa UNJ dalam berorganisasi dan berolahraga. UKO telah banyak menyumbang prestasi yang membawa harum UNJ
  • Pramuka “Racana”
    organisasi di bidang kepramukaan tingkat univeristas dengan jenjang pandega
  • Pecinta Alam “ Eka Citra”
    organisasi kemahasiswaan yang berada di lingkungan UNJ yang bergerak dalam bidang kepecintaalaman
  • KSR-PMI(Korps sukarela - Palang Merah Indonesia)
    organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang kemanusiaan, sosial, dan kesehatan di bawah naungan PMI
  • KMPF (Kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi)
    wadah kemahasiswaan di UNJ yang bergerak di bidang fotografi.
  • KSPA UNJ (Kelompok Sosial Pecinta Anak Universitas Negeri Jakarta)
    organisasi di bidang sosial yang menyelenggarakan TK keliling untuk anak-anak pra sejahtera, dan KSPA adalah tempat berkumpul mahasiswa yang memiliki kecintaan dengan dunia pendidikan anak.
  • Resimen Mahasiswa (Menwa)
    Mewujudkan semangat Patriotisme dan Nasionalisme dalam rangka Bela Negara Republik Indonesia
  • Badan Penyelenggara Radio Siaran (BPRS) Educational Radio (ERAFM-UNJ)
    Radio komunitas berbasis pendidikan di dalam kampus atau yang sering dikenal dengan radio kampus merupakan wadah informasi untuk civitas kampus dan lingkungan sekitar.
  • Sinematografi Mahasiswa dan Televisi UNJ (Sigma TV UNJ)
    Organisasi mahasiswa yang bergerak dalam bidang Audio Visual, Jurnalistik Televisi dan Sinematografi yang merupakan wadah bagi mahasiswa UNJ untuk mengembangkan bakat dalam dunia film dan broadcasting.
  • Didaktika
    Wadah kemahasiswaan mengembangkan bakat kritis dalam dunia jurnalistik dan membangun pemikiran kritis.
  • Koperasi Mahasiswa (Kopma)
    Membangun kreatifitas mahasiswa mengembangkan bakat bisnis, dan befungsi sebagai koperasi pada umumnya. Kegiatan yang sering dilakukan adalah Kedai Wisuda, Bazaar Buku, Seminar Kewirausahaan. Unit usaha yang ada antara lain: Foto Copy, Rental Komputer, Toko Buku, Cafetaria, LPK (Lembaga Pendidikan Komputer) dan Les Privat.
  • Keluarga mahasiswa dan alumni penerima beasiswa Supersemar (KMA PBS) UNJ
    Merupakan organisasi yang berdiri di UNJ yang bernaung di bawah Yayasan Supersemar yang bergerak menaungi penerima beasiswa supersemar di UNJ.
  • Kelompok Peneliti Muda (KPM)
    Merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta yang bergerak di bidang penelitian dan penalaran.
  • Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Negeri Jakarta,
    Merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang membidangi kerohanian Islam di lingkungan Universitas Negeri Jakarta.
  • Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK),
    Merupakan wadah kerohanian mahasiswa UNJ yang beragama kristen.
  • Kelompok Mahasiswa Hindu Budha (KMHB)
    merupakan wadah kerohanian bagi mahasiswa yang beragama Hindu dan Budha

QRIS KCI

QRIS KCI

Anchor Rinaldi KCI

Lokasi Kegiatan

Pengunjung

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.