Akibat orangtua memarahi anak dan bercerai
Akibat Anak Sering Dimarahi :
Dampak Buruk Bagi Anak Jika Sering Dimarahi - Menjadi orangtua yang terbaik bagi anak memang tidaklah mudah. Rasa jengkel atau kesal bahkan marah kerap melanda saat anak sulit diatur atau melawan. Bagi orangtua hati-hatilah Anda saat memarahi anak Anda khususnya sang buah hati yang masih di usa tumbuh kembang atau golden age, yakni sekitar 5 tahun pertama di kehidupannya. Kendalikan emosi dan bersabarlah, salah-salah tanpa disadari Anda telah membuat buruk karakter anak dan mematikan ratusan sel otak yang seharusnya berkembang baik untuk kecerdasan anak. Ingatlah pembentukan karakter dan watak anak saat dewasa ditentukan di masa anak-anak yakni dimasa tumbuh kebangnya.
Banyak dampak negatif jika kita sebagai orangtua terlalu sering membentak atau memarahi anak. Masa anak-anak adalah masa yang penuh dengan perkembangan dan pertumbuhan. Sejumlah penilitian menyebutkan ratusan sel otak anak rusak akibat sekali bentakan. Oleh karena itu adalah tantangan bagi orangtua untuk tetap bisa menahan dan mengontrol emosi demi masa depan sang buah hati. Beberapa dampak buruk jika anak sering dimarahi adalah sebagai berikut :
Setelah mengetahui dampak buruk jika Anda sering memarahi anak, khususnya di usia tumbuh kembang mereka apakah Anda sebagai orangtua masih akan tetap tidak menendalikan emosi Anda? anak adalah titipan Tuhan yang sudah selaknya Anda berikan hal-hal yang terbaik termasuk pembentukan karakter dan kepribadian mereka. Bukan hanya anak, sebagai orangtua bijak, sewajarnya Anda juga selalu belajar menjadi orang tua yang terbaik bagi sang buah hati.
Akibat Perceraian Bagi Anak :
Perceraian bisa memengaruhi perkembangan anak-anak. Tapi, di samping efek negatifnya ada pula dampak positif yang dirasakan anak-anak korban perceraian orangtua. Namun, perceraian dilihat dari kacamata psikologi tetap tak ada untungnya.
Demikian disampaikan Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Widodo, M.Psi, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/9/2013).
"Yang biasanya banyak dibicarakan itu dampak negatifnya. Tapi tergantung usia anak ketika orangtuanya bercerai," kata Heri.
Menurutnya, ketika orangtua bercerai, salah satu figur orangtua akan hilang. Jika si anak kehilangan figur ibu, anak-anak akan melihat dunia mengancam dan tidak nyaman.
"Karena tak ada yang melindungi dan memberikan kenyamanan, dia merasa dunia tidak menyenangkan. Biasanya tumbuh menjadi pribadi yang melihat dunia dengan rasa yang rendah," kata Heri.
Ia menjelaskan, tidak aman yang dimaksud bukan hanya anak menjadi ketakutan. Tapi bisa dari berbagai perilaku.
Berikut dampak negatif menurut Heri:
Dampak Buruk Bagi Anak Jika Sering Dimarahi - Menjadi orangtua yang terbaik bagi anak memang tidaklah mudah. Rasa jengkel atau kesal bahkan marah kerap melanda saat anak sulit diatur atau melawan. Bagi orangtua hati-hatilah Anda saat memarahi anak Anda khususnya sang buah hati yang masih di usa tumbuh kembang atau golden age, yakni sekitar 5 tahun pertama di kehidupannya. Kendalikan emosi dan bersabarlah, salah-salah tanpa disadari Anda telah membuat buruk karakter anak dan mematikan ratusan sel otak yang seharusnya berkembang baik untuk kecerdasan anak. Ingatlah pembentukan karakter dan watak anak saat dewasa ditentukan di masa anak-anak yakni dimasa tumbuh kebangnya.
Banyak dampak negatif jika kita sebagai orangtua terlalu sering membentak atau memarahi anak. Masa anak-anak adalah masa yang penuh dengan perkembangan dan pertumbuhan. Sejumlah penilitian menyebutkan ratusan sel otak anak rusak akibat sekali bentakan. Oleh karena itu adalah tantangan bagi orangtua untuk tetap bisa menahan dan mengontrol emosi demi masa depan sang buah hati. Beberapa dampak buruk jika anak sering dimarahi adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kepercayaan Diri
Anak saat dewasa menjadi minder dan takut mencoba hal baru. jiwanya selalu merasa bersalah sehingga hidupnya penuh keraguan dan tidak percaya diri. Anak-anak yan sering kena marah cenderung akan berfikir bahwa penyebeb dia dimarahi adalah karena melakukan kesalahan. Semakin sering anak dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak bahwa semua tindakannya adalah salah. Ujung-ujungnya, anak akan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, takut melakukan hal-hal baru dan sebagainya.2. Anak Akan Memiliki Sifat Pemarah, Egoi dan Judes
Anak akan memiliki sifat pemarah, egois dan judes kaena dia dibentuk dengan kemarahan oleh orang tuannya. Jika ada hal yang idak berkenan dihatinya karena sikap kawannya, dia cenderung agresif dan memarahi rekannya. Padahal masalahnya hanya sepele.3. Anak Akan Memiliki Sifat Menantang
anak akan memiliki sifat menantang, keras kepala dan suka embantah nasehat atau perintah orang tuannnya.4. Anak Akan Memiliki Pribadi yang Tertutup dan Memendam Unek - uneknya
Takut mengutarakan karena takut dipersalahkan. Menyebabkan anak menjadi pasif karena akan selalu memilih lebih baik diam dari pada dimarahi. Membuat anak malah memberikan respon melawan. Anak uga cenderung menjadi apatis, sering tidak peduli suatu hal.5. Depresi
Tekanan mental aau depresi bisa saja terjadi pada anak yang sering sekali dimarahi. Anak akan jadi pemurung, jarang tertawa dan kurang bahagia. Malah pada beberapa kasus anak akan cenderung pemarah dan gemar melakukan tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Hal ini akan terjadi hingga masa dewasanya kelak.6. Trauma
Anak juga bisa mengalami trauma jika keseringan kena marah, apalgi jika kekerasan verbal yang terjadi disertai dengan pemberian julukan (labeling) yang kasar atau tidak pantas seperti "anak nakal", "anak tidak berguna", "anak kurang ajar" dan julukan negatif lainnya. Trauma menyebabkan anak akan kehilangan inisiatif untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapannya.Setelah mengetahui dampak buruk jika Anda sering memarahi anak, khususnya di usia tumbuh kembang mereka apakah Anda sebagai orangtua masih akan tetap tidak menendalikan emosi Anda? anak adalah titipan Tuhan yang sudah selaknya Anda berikan hal-hal yang terbaik termasuk pembentukan karakter dan kepribadian mereka. Bukan hanya anak, sebagai orangtua bijak, sewajarnya Anda juga selalu belajar menjadi orang tua yang terbaik bagi sang buah hati.
Akibat Perceraian Bagi Anak :
Perceraian bisa memengaruhi perkembangan anak-anak. Tapi, di samping efek negatifnya ada pula dampak positif yang dirasakan anak-anak korban perceraian orangtua. Namun, perceraian dilihat dari kacamata psikologi tetap tak ada untungnya.
Demikian disampaikan Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Widodo, M.Psi, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/9/2013).
"Yang biasanya banyak dibicarakan itu dampak negatifnya. Tapi tergantung usia anak ketika orangtuanya bercerai," kata Heri.
Menurutnya, ketika orangtua bercerai, salah satu figur orangtua akan hilang. Jika si anak kehilangan figur ibu, anak-anak akan melihat dunia mengancam dan tidak nyaman.
"Karena tak ada yang melindungi dan memberikan kenyamanan, dia merasa dunia tidak menyenangkan. Biasanya tumbuh menjadi pribadi yang melihat dunia dengan rasa yang rendah," kata Heri.
Ia menjelaskan, tidak aman yang dimaksud bukan hanya anak menjadi ketakutan. Tapi bisa dari berbagai perilaku.
Berikut dampak negatif menurut Heri:
- Tak ada figur ibu anak bisa menjadi pribadi yang waswas
- Minder dan tak percaya diri
- Kehilangan figur ayah bisa membuat anak berperilaku nakal karena peran superego tidak ada
- Anak menjadi tidak terkendali
- Anak suka memberikan pilihan yang tak terduga
- Anak jadi lebih mandiri
- Anak mempunyai kemampuan bertahan (survive) karena terlatih untuk mendapatkan sesuatu dalam hidup bukan hal yang mudah
- Beberapa anak jadi lebih kuat dan bangkit
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar kirim ke email kami :)