Mengenal PRIME Framework: Kerangka Strategis untuk Keberlanjutan Program
Dalam merancang dan menjalankan suatu program atau proyek, kita membutuhkan pendekatan yang sistematis dan terukur. Salah satu kerangka kerja yang bisa digunakan adalah PRIME Framework, yang merupakan singkatan dari Plan, Roadmap, Implement, Measure, dan Elevate. Framework ini memberikan panduan langkah demi langkah untuk memastikan bahwa setiap program berjalan secara efektif dan berkelanjutan.
Berikut adalah penjabaran setiap tahapan dalam PRIME Framework:
1. Goal (Tujuan)
Langkah pertama adalah menetapkan tujuan utama dari program yang ingin dijalankan. Tujuan ini menjadi arah dan dasar bagi semua tahapan berikutnya. Tanpa tujuan yang jelas, program akan kehilangan arah dan fokus.
Menetapkan arah utama usaha.
Contoh:
Membangun perusahaan penyedia alat kesehatan lokal yang fokus pada alat homecare dan rehabilitasi, dengan target menjadi salah satu dari 5 besar distributor alat kesehatan di wilayah Jabodetabek dalam 3 tahun ke depan.
2. Analisa Lingkungan
Setelah menetapkan tujuan, penting untuk melakukan analisa terhadap lingkungan internal dan eksternal. Langkah ini mencakup pemahaman terhadap peluang, tantangan, kekuatan, dan kelemahan yang ada. Analisa lingkungan membantu dalam menentukan pendekatan terbaik dalam menyusun strategi.
Memahami kondisi pasar, persaingan, dan peluang.
Contoh:
- Internal: Memiliki akses ke distributor luar negeri dan tenaga sales berpengalaman, namun belum ada toko online sendiri.
- Eksternal:
- Permintaan alat kesehatan homecare meningkat pasca pandemi.
- Banyak klinik dan rumah sakit kecil yang membutuhkan alat berkualitas dengan harga terjangkau.
- Regulasi Kemenkes dan e-Katalog menjadi tantangan administratif.
3. Strategi
Berdasarkan hasil analisa lingkungan, maka ditetapkan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi harus realistis, relevan, dan dapat dieksekusi secara efektif dalam konteks yang ada.
Menentukan pendekatan bisnis berdasarkan analisa.
Contoh:
- Fokus pada pemasaran alat bantu pernapasan (nebulizer, oksigen konsentrator), alat ukur tekanan darah, kursi roda, dan alat fisioterapi.
- Menjalin kerja sama dengan perawat homecare dan klinik pratama.
- Memperkuat kehadiran digital melalui marketplace & website toko sendiri.
- Menyusun tim khusus untuk urusan sertifikasi & regulasi.
4. Program Kerja
Strategi kemudian diturunkan ke dalam program kerja konkret. Program kerja mencakup rencana aksi dan aktivitas-aktivitas spesifik yang akan dilaksanakan untuk merealisasikan strategi.
Menerjemahkan strategi ke dalam rencana aksi konkret.
Contoh:
- Bulan 1–3: Bangun website e-commerce & sistem inventory.
- Bulan 4–6: Sosialisasi ke klinik dan buka booth di pameran alat kesehatan.
- Bulan 7–12: Program edukasi penggunaan alat kesehatan untuk caregiver (webinar & demo langsung).
- Berjalan: Aktif promosi di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan B2B channel.
5. KPI, Anggaran, dan Mitigasi Risiko
Tahapan berikutnya adalah mendetailkan aspek-aspek pendukung program kerja:
- KPI (Key Performance Indicator): untuk mengukur keberhasilan program.
- Anggaran: perencanaan keuangan yang mendukung jalannya program.
- Mitigasi Risiko: identifikasi potensi risiko dan strategi penanganannya agar tidak menghambat pencapaian tujuan.
Mengukur hasil dan mengelola risiko.
Contoh:
KPI:
- 1.000 unit alat terjual dalam 6 bulan.
- 50+ mitra klinik dan homecare terdaftar.
- Traffic web meningkat 20% per bulan.
Anggaran:
Rp 300 juta untuk pengadaan awal stok, Rp 100 juta untuk marketing digital, Rp 50 juta untuk pengembangan sistem.
Mitigasi Risiko:
- Risiko keterlambatan impor → siapkan vendor lokal alternatif.
- Risiko persaingan harga → unggulkan layanan after-sales dan garansi.
- Risiko regulasi → libatkan konsultan hukum alat kesehatan.
6. Strategi Eksekusi dan Strategi Monev
Setelah fondasi program terbentuk, perlu disiapkan strategi pelaksanaan (eksekusi) dan strategi monitoring & evaluasi (monev). Keduanya berperan penting dalam memastikan bahwa program dijalankan sesuai rencana dan dapat disesuaikan bila terjadi penyimpangan.
Cara menjalankan dan mengukur kinerja program.
Contoh:
- Eksekusi: Tim dibagi menjadi sales offline, digital marketing, logistik, dan CS.
- Monitoring & Evaluasi:
- Laporan penjualan dan kepuasan pelanggan tiap bulan.
- Evaluasi performa produk (apakah banyak komplain atau retur).
- Tinjauan strategi harga dan stok setiap kuartal.
7. Sustainability Plan
Langkah terakhir adalah menyusun rencana keberlanjutan. Tujuannya adalah agar program tidak hanya berjalan sesaat, tetapi bisa terus memberikan dampak jangka panjang dan berkelanjutan.
Rencana menjaga agar bisnis tetap tumbuh dan bertahan lama.
Contoh:
- Menyusun program edukasi rutin bagi pelanggan (contoh: cara memilih alat kesehatan yang aman).
- Mengembangkan layanan penyewaan alat medis untuk pasien pasca-rawat inap.
- Membangun jaringan loyalitas pelanggan melalui program member dan referral.
- Berinvestasi pada pelatihan tim tentang regulasi dan teknologi medis terbaru.
Kesimpulan
Sebagai pengusaha di bidang alat kesehatan, Anda harus siap menghadapi tantangan pasar, regulasi, dan perubahan kebutuhan masyarakat. Dengan menggunakan PRIME Framework, Anda bisa membangun bisnis yang strategis, efisien, dan berkelanjutan.
Framework ini tidak hanya membantu Anda merencanakan, tetapi juga mengukur dan meningkatkan bisnis secara berkelanjutan.
Sudahkah Anda merancang program Anda dengan PRIME Framework?