Di Mulai dari Kampung ikut mencerdaskan Bangsa

Selasa, 16 Maret 2021

Cara Tepat bagi Orangtua Jelaskan Virus Corona pada Anak





Wabah virus corona yang bermula dari kota Wuhan pada Desember lalu, kini kian merebak hingga ke negara-negara lain. Jumlah korban yang dinyatakan positif terjangkit virus ini pun semakin bertambah.

Hal itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan bagi setiap orang akan penanganan virus corona agar segera bisa teratasi.

Dilansir dari Time pada Rabu (5/2/2020), ketidakpastiaan akan hal itu membuat banyak orangtua dengan gugup bertanya-tanya apa yang harus mereka katakan kepada anak-anak mereka tentang kejadian ini. Psikolog pediatrik di Rumah Sakit Anak Nationwide, Ohio, Molly Gardner, memiliki saran sederhana yang dapat orangtua lakukan.

"Dalam mengatakan terkait virus corona kepada anak-anak, para orangtua harus tetap terinformasi, jaga perspektif, dan jujur," kata Gardner.

Ia turut mengatakan bahwa emosi anak-anak memberikan asupan juga bagi emosi mereka sebagai orangtua.

"Karena alasan itu, penting bagi para orangtua untuk tetap mendapatkan informasi berita baru terkait virus corona, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan anak-anak," Gardner menambahkan.

Tak hanya itu, para orangtua juga harus tetap menjaga situasi dan kondisi agar anak-anak tidak jatuh ke dalam rasa cemas yang berlebihan akan wabah virus corona. Menurut direktur Clay Center for Young Healthy Minds di Massachusetts, Ellen Braaten, para orangtua juga harus menyesuaikan pendekatan tergantung pada usia anak mereka. Gaya pemrosesan informasi dan paparan berita tentang virus.

"Harus dipikirkan juga apakah lebih banyak memberikan informasi membantu mereka mengatasinya atau justru membuat mereka cemas," ujar Braaten.

Braaten mengatakan bahwa pendekatan yang paling berguna untuk anak-anak dari segala usia adalah mengingatkan mereka untuk mencuci tangan dan menutupi area mulut ketika bersin juga batuk.

Bahkan setelah anak-anak menerima berbagai informasi dan saran dari para orangtua, perhatikan anak apakah merasa cemas atau tidak.

Jika cemas itu tidak berlebihan itu masih wajar. Apabila anak-anak sampai merasa cemas hingga sulit tidur atau takut pergi ke sekolah, setidaknya memanggil penyedia layanan kesehatan mental untuk bantuan tambahan.

Baca Selengkapnya

https://www.liputan6.com/health/read/4171717/cara-tepat-bagi-orangtua-jelaskan-virus-corona-pada-anak

Manfaat Anak Terbiasa Menulis Tangan Sejak Kecil


Kemampuan menulis yang mumpuni tak muncul begitu saja, tapi harus diasah sejak dini dan salah satunya jika dibarengi dengan membaca. Meski terkesan simpel tapi hal itu tak mudah, apalagi sekarang anak-anak sering menggunakan gawai atau ponsel.

Analis Pelaksana Kurikulum Pendidikan, Direktorat Sekolah Dasar Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Lanny Anggraini berpendapat melalui membaca, maka akan semakin banyak informasi yang didapatkan sebagai bahan atau ide dalam menulis.

"Membaca bisa memberikan informasi yang banyak dan dituangkan dalam menulis. Sulit untuk bisa menulis kalau tidak bisa membaca," kata Lanny dalam webinar, "Pentingnya Menjaga Minat Menulis Anak", Kamis, 3 Desember 2020.

Hal senada diungkapkan Psikolog anak Marcelina Melisa. Menulis membutuhkan ide dan sumbernya bisa berasal dari apa yang dibaca. Pada anak yang baru belajar menulis, dia perlu membaca atau mengetahui huruf atau angka yang akan dia tulis. Dengan membaca, maka membantu anak menulis untuk mengeluarkan ide, imajinasi mereka.

"Menulis punya manfaat besar yang dapat meningkatkan kemajuan cara berpikir anak ke depannya. Menulis setidaknya memiliki tiga manfaat utama, yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus, melatih kreativitas, serta dapat meningkatkan daya ingat melalui metode belajar memahami sambal menulis pelajaran," terang Marcelina dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, lewat aktivitas menulis, anak terbiasa untuk mengontrol gerakan motorik dengan tekanan yang sesuai, serta memiliki persepsi visual yang baik. Anak juga mengembangkan imajinasi dan kreativitas melalui ide tulisan.

Baca Selengkapnya 

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4424901/tips-dan-manfaat-anak-terbiasa-menulis-tangan-sejak-kecil

Senin, 15 Maret 2021

Cara Remaja Jaga Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19


Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya mengarah pada kesehatan fisik masyarakat, tapi juga kesehatan mental. Pada akhirnya mempengaruhi aktivitas dan kinerja masyarakat. Dosen Fakultas Psikologis Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana menjelaskan, kelompok remaja dan dewasa awal yang memiliki risiko tinggi akibat pandemi Covid-19.
Secara fisik dan psikologis, kelompok remaja dan dewasa awal memiliki kebutuhan bersosialisasi serta tuntutan beraktivitas yang tinggi seperti kuliah dan bekerja. "Namun pada masa pandemi ini diberlakukan pembatasan interaksi sosial, sehingga keadaan ini dapat menyebabkan kelompok masyarakat tersebut frustasi," ucap Atika melansir laman ITS, Senin (15/3/2021). Atika menyebut, salah satu perubahan besar yang sulit diadaptasi oleh seseorang di masa pandemi Covid-19 adalah bekerja atau belajar dari rumah.

Hal ini berdampak pada berbagai hal, terutama penurunan produktivitas. "Sebagian mahasiswa mengeluhkan fasilitas pembelajaran jarak jauh yang terbatas, penurunan motivasi belajar, kesulitan berkonsentrasi, penurunan prestasi, hingga keterlambatan lulus," ucapnya. Oleh karena itu, dia membagikan beberapa hal yang dapat diterapkan untuk menjaga produktivitas selama masa pembelajaran jarak jauh, yakni: Membuat jadwal harian. Menjaga komunikasi dengan teman atau keluarga. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Bersikap proaktif. Berbicara mengenai proaktif, bilang dia, dapat diwujudkan oleh kalangan remaja dengan bertanya dan terlibat dalam diskusi kelas.


Terus Berbakti Ditengah Pandemi



Pandemi Covid-19 memang telah mengubah wajah dunia, namun tugas rimbawan Indonesia tetap sama. Meski pandemi membatasi jarak, para rimbawan terus bergerak, bekerja, dan berbakti dalam menyukseskan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, sekaligus memastikan lingkungan hidup dan hutan tetap lestari.

Mengantisipasi masa pandemi Covid-19, Kementerian LHK telah berupaya dan sangat berhati-hati terus melakukan upaya-upaya perbaikan untuk lingkungan dan hutan. Selain itu, juga menjaga agar lingkungan dan hutan bukan menjadi faktor yang secara nyata terpengaruh atau menjadi pengaruh atas pandemi Covid-19 tersebut.

“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran pimpinan KLHK dan seluruh aparat KLHK tingkat tapak, lapangan di seluruh penjuru pelosok tanah air, selama tahun 2020 telah bekerja dengan baik,” tegas Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dalam sambutan Renungan Suci memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-38, Senin (15/03).

Dalam renungan yang digelar di Tugu Pahlawan Rimbawan, di Kompleks Perkantoran Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Bogor, Menteri Siti menyampaikan bahwa pemerintah telah berupaya keras agar pandemi ini segera berakhir. Program vaksinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga telah berjalan.

“Semoga dapat menjadi langkah baik dan lebih optimis lagi bagi kita semua untuk lebih meningkatkan pengabdian kita bagi bangsa dan negara,”ungkapnya.

Menjaga kelestarian hutan dalam mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang berkelanjutan, menurutnya sangat beresiko tinggi bagi keselamatan jiwa, terutama para rimbawan yang bertugas langsung di lapangan. Medan yang berat, bencana yang tidak terduga, dan kompleksitas masalah, harus disikapi dengan semakin meningkatkan profesionalitas rimbawan.

Oleh karenanya kegiatan renungan suci dilaksanakan setiap tahun sebagai tradisi kontemplasi. Para rimbawan harus diingatkan untuk secara terus menerus dan konsisten berpijak pada landasan jati diri rimbawan dalam pelaksanaan tugasnya. Jujur, tanggung jawab, disiplin, ikhlas, visioner, adil, peduli, kerjasama dan profesional sebagai sembilan nilai dasar rimbawan agar selalu melekat di mana pun dan kapan pun.

“..ciri rimbawan melekat pada diri kita dalam melaksanakan tugas di berbagai medan ruang tugas yang sangat beragam tingkat kesulitannya..,”tegasnya.

Renungan suci ini juga sebagai upaya untuk memelihara kesadaran bahwa kerja-kerja sosok rimbawan mengandung banyak konsekuensi, termasuk konsekuensi gugur dalam tugas. Bidang tugas yang lebar, dan tantangan yang dihadapi semakin berat di masa depan.


Baca Selengkapnya

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3703

Pemprov DKI Siap Laksanakan Program Wajib Paud


World Education Forum di Incheon, Korea Selatan, pada 2015 menghasilkan kesepakatan yang disebut sebagai Deklarasi Incheon. Selain mewujudkan wajib belajar 12 tahun, di dalamnya juga terdapat kesepakatan untuk mewujudkan wajib pendidikan anak usia dini ( PAUD ) satu tahun yang bermutu untuk seluruh penduduk pada 2030.Kesepakatan yang merupakan bagian dari komitmen global sesuai target tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut ditegkakkan di Jakarta.

”PAUD sangat berperan dalam membantu tumbuh kembang anak, memberikan fondasi perkembangan emosional dan sosial yang diperlukan untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Ini diperkuat oleh berbagai penelitian yang menemukan bahwa hasil belajar siswa yang tidak melalui PAUD secara signifikan lebih rendah dibanding siswa yang mengikuti PAUD,” ungkap Suharti, Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian Penduduk dan Permukiman.

Suharti mengakui bahwa belum semua anak mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan anak usia dini, terutama anak-anak dari keluarga miskin. Padahal kelompok inilah yang justru membutuhkan intervensi lebih karena umumnya tidak mempunyai cukup pengetahuan dan sumber daya untuk memberikan stimulus pendidikan di rumah.

Karena itu, sejalan dengan Standar Pelayanan Minimun (SPM) pendidikan dalam Permendikbud Nomor 32/2018 Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga telah menyosialisasikan Layanan Wajib PAUD Satu Tahun untuk anak-anak berusia 5-6 tahun di seluruh wilayah DKI Jakarta, dimulai pada Tahun Ajaran Baru 2021/2022 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengaku telah melakukan kajian atas Layanan Wajib PAUD Satu Tahun. Kajian dilakukan berdasarkan aspek yuridis, teoritis, dan empiris dengan melibatkan berbagai pihak.

"Berdasarkan hasil kajian, Jakarta siap melaksanakannya. Semoga layanan ini dapat tepat sasaran dan mampu mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, serta yang terpenting dapat menjadi jembatan antarjenjang demi menyiapkan anak menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi," ungkapnya.


Minggu, 14 Maret 2021

Sekolah Dibuka Kembali Juli dengan Catatan!



Pandemi Covid-19 telah setahun melanda Tanah Air, berbagai sektor terganggu karena hal tersebut. Salah satunya proses pembelajaran, pemerintah terpaksa menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara online guna mencegah penyebaran virus corona.

Akan tetapi berbagai langkah juga telah diupayakan pemerintah, guna mengembalikan kehidupan yang normal seperti sebelumnya. Melalui vaksin hingga pembatasan berskala besar, dan kecil di berbagai daerah Indonesia.

Hal tersebut juga sebagai langkah pemerintah dalam mengembalikan proses pembelajaran secara tatap muka. Maka dari itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menargetkan membuka kembali sekolah tatap muka pada Juli 2021.

Akan tetapi, dengan catatan program vaksinasi tenaga pendidikan rampung pada Juni 2021. Sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan tenaga pendidikan menjadi prioritas agar para peserta didik bisa kembali sekolah tatap muka.

Demikian pula, Dinas Pendidikan Kota Surabaya sedang mengkaji kemungkinan penggunaan tes GeNose untuk siswa dan guru sebelum masuk sekolah.

Baca Selengkapnya

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-011550824/sekolah-dibuka-kembali-juli-dengan-catatan-ketua-dpd-sampaikan-pesan

Anak Berkebutuhan Khusus Harus Peroleh Pendidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan semua anak berkebutuhan khusus harus tetap memperoleh pendidikan, baik di masa pandemi Covid-19 maupun keadaan yang normal. Pernyataan itu disampaikan oleh Sekjen Kemendikbud Ainun Na'im dalam acara webinar dengan tema "Praktik Inspiratif dan Dukungan Kebijakan untuk Mendorong Pembelajaran Inklusif, khususnya di Masa Pandemi Covid-19", Selasa (8/12/2020).

"Kita harus menjaga proses belajar dan mengajar anak berkebutuhan khusus tetap jalan di pandemi Covid-19," kata Ainun Na'im. Dia mengaku, Indonesia memiliki daerah yang luas dan beragam, maka dari itu harus ada inovasi yang beragam. Dengan tujuan, semua anak berkebutuhan khusus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh anak yang normal. "Anak berkebutuhan khusus maupun anak Indonesia di wilayah negara lain, harus memperoleh fasilitas yang sama di dunia pendidikan, seperti yang diperoleh anak pada umumnya di negeri ini. Meski pengajarannya dengan pendidikan khusus," terang dia.

Direktur GTK Kemenag M Zain mempunyai pendapat yang sama dengan Sekjen Ainun Na'im. Menurut dia, anak berkebutuhan khusus atau kaum disabilitas harus dihormati, sehingga mereka harus mempunyai kesempatan yang sama dibidang pendidikan. Bahkan, kata Zain, institusi pendidikan di Mesir memberi peluang besar bagi anak berkebutuhan khusus dan kaum disabilitas. Di negeri Mesir sudah menggratiskan semua strata pendidikan.


Baca Selengkapnya 

https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/08/144349171/kemendikbud-anak-berkebutuhan-khusus-harus-peroleh-pendidikan

Kemasan Pasca Konsumsi Memiliki Manfaat



Tak pernah disadari oleh para konsumen makanan, minuman, dan produk lainnya, bahwa kemasan pasca konsumsi memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup, khususnya sirkular ekonomi.

Berdasarkan data, potensi ekonomi sirkular dunia saat ini adalah 4,5 triliun dolar dan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia juga menjadi bagian dari potensi tersebut. Sayangnya dari jumlah 64 juta sampah per tahun di Indonesia, masih sedikit sekali materi yang dimanfaatkan untuk masuk di dalam mata rantai pasok produk.

Prise (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment atau Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang Berkelanjutan) hadir dengan visi untuk menciptakan dan menggerakkan ekosistem yang berkelanjutan dengan mengubah kemasan pasca konsumsi menjadi sumber daya bernilai tinggi yang memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi Indonesia.

Sinta Kaniawati, Ketua Umum PRAISE mengatakan, penanganan kemasan pasca konsumsi yang strategis dan sistemis tidak hanya akan mencegah degradasi lingkungan, namun juga membuka peluang investasi.

Apabila konsumen memperlakukan kemasan pasca konsumsi dengan baik, maka produsen dapat kembali memakai kemasan untuk produksi ulang. Ini tentunya menjadi investasi besar dari segi budget produksi.


Baca Selengkapnya 

https://www.suara.com/lifestyle/2019/11/11/172944/sering-diabaikan-ternyata-kemasan-pasca-konsumsi-memiliki-3-manfaat

QRIS KCI

QRIS KCI

Anchor Rinaldi KCI

Lokasi Kegiatan

Pengunjung

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.