Di Mulai dari Kampung ikut mencerdaskan Bangsa

Rabu, 17 Maret 2021

9 Tips Menjaga Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal agar Tetap Sehat



Menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari berbagai serangan penyakit merupakan hal yang sangat penting. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung telah mengimbau dalam akun media sosial instagramnya, untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Berikut ini merupakan tips untuk lingkungan lebih sehat.
  • Jauhkan anak dari pembakaran sampah dan asap kendaraan
  • Buang air besar dan kecil di wc
  • Bersihkan rumah dan lingkungan, buang sampah pada tempatnya
  • Cuci tangan pakai sabun
  • Melakukan 5M pada sarang nyamuk
  • Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
  • Membuang ventilasi dan jendela agar cahaya matahari dapat masuk dan sirkulasi udara lebih baik.

Selasa, 16 Maret 2021

Mengapa Pendidikan Anak Usia Dini Penting? Perspektif Bijak untuk Orang Tua



Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita berjuang untuk kebutuhan fisik mereka: makanan bergizi, tempat tinggal yang layak, pakaian yang nyaman. Namun, ada satu kebutuhan penting yang tidak boleh diabaikan: pendidikan anak usia dini (PAUD).

Anak Usia Dini: Masa Emas Perkembangan
Tahukah Anda bahwa 80% perkembangan otak terjadi sebelum anak berusia 5 tahun? Inilah yang disebut dengan masa emas perkembangan. Pada fase ini, anak sangat cepat menyerap informasi dan membentuk karakter dasar. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang tepat sangat penting.

Mengapa Belajar di Rumah Saja Tidak Cukup?
Sebagian orang tua merasa anak cukup belajar di rumah, terutama jika ada waktu untuk mendampingi. Tapi, kenyataannya anak juga membutuhkan:
  • Stimulasi sosial: belajar berbagi, bekerja sama, dan bersosialisasi dengan teman sebaya.
  • Pendampingan profesional: guru PAUD memiliki pendekatan khusus yang disesuaikan dengan usia dan tahapan tumbuh kembang anak.
  • Lingkungan edukatif yang konsisten: kegiatan di lembaga PAUD dirancang untuk mengasah motorik, kognitif, bahasa, dan emosional anak secara seimbang.

Manfaat PAUD dari Perspektif Orang Tua
Sebagai orang tua, Anda akan melihat berbagai dampak positif ketika anak mengikuti pendidikan PAUD:

✅ Anak lebih percaya diri dan mandiri
✅ Mudah beradaptasi saat masuk SD
✅ Terlatih mengikuti aturan dan rutinitas
✅ Kreativitas dan minat belajar terasah sejak dini

Dan yang paling penting: Anda sedang menanam benih masa depan anak sejak awal.

Mari Berinvestasi untuk Masa Depan Anak
Mendaftarkan anak ke lembaga PAUD bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah investasi jangka panjang. Lembaga PAUD yang baik akan menjadi tempat tumbuh kembang anak dalam suasana belajar yang menyenangkan, aman, dan penuh kasih sayang.
“Anak-anak yang mendapatkan pendidikan usia dini berkualitas cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih siap secara akademik dan sosial.”

Langkah Nyata Anda Dimulai Hari Ini
Jika Anda sedang mempertimbangkan pilihan terbaik untuk anak, inilah saatnya memulai. Cari tahu lembaga PAUD terpercaya di sekitar Anda. Kunjungi, kenali gurunya, lihat kegiatannya. Libatkan anak dalam prosesnya agar ia juga merasa nyaman.

Karena pendidikan anak bukan dimulai saat mereka masuk SD, tapi saat mereka mulai bertanya tentang dunia di sekitar mereka.

Cara Tepat bagi Orangtua Jelaskan Virus Corona pada Anak





Wabah virus corona yang bermula dari kota Wuhan pada Desember lalu, kini kian merebak hingga ke negara-negara lain. Jumlah korban yang dinyatakan positif terjangkit virus ini pun semakin bertambah.

Hal itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan bagi setiap orang akan penanganan virus corona agar segera bisa teratasi.

Dilansir dari Time pada Rabu (5/2/2020), ketidakpastiaan akan hal itu membuat banyak orangtua dengan gugup bertanya-tanya apa yang harus mereka katakan kepada anak-anak mereka tentang kejadian ini. Psikolog pediatrik di Rumah Sakit Anak Nationwide, Ohio, Molly Gardner, memiliki saran sederhana yang dapat orangtua lakukan.

"Dalam mengatakan terkait virus corona kepada anak-anak, para orangtua harus tetap terinformasi, jaga perspektif, dan jujur," kata Gardner.

Ia turut mengatakan bahwa emosi anak-anak memberikan asupan juga bagi emosi mereka sebagai orangtua.

"Karena alasan itu, penting bagi para orangtua untuk tetap mendapatkan informasi berita baru terkait virus corona, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan anak-anak," Gardner menambahkan.

Tak hanya itu, para orangtua juga harus tetap menjaga situasi dan kondisi agar anak-anak tidak jatuh ke dalam rasa cemas yang berlebihan akan wabah virus corona. Menurut direktur Clay Center for Young Healthy Minds di Massachusetts, Ellen Braaten, para orangtua juga harus menyesuaikan pendekatan tergantung pada usia anak mereka. Gaya pemrosesan informasi dan paparan berita tentang virus.

"Harus dipikirkan juga apakah lebih banyak memberikan informasi membantu mereka mengatasinya atau justru membuat mereka cemas," ujar Braaten.

Braaten mengatakan bahwa pendekatan yang paling berguna untuk anak-anak dari segala usia adalah mengingatkan mereka untuk mencuci tangan dan menutupi area mulut ketika bersin juga batuk.

Bahkan setelah anak-anak menerima berbagai informasi dan saran dari para orangtua, perhatikan anak apakah merasa cemas atau tidak.

Jika cemas itu tidak berlebihan itu masih wajar. Apabila anak-anak sampai merasa cemas hingga sulit tidur atau takut pergi ke sekolah, setidaknya memanggil penyedia layanan kesehatan mental untuk bantuan tambahan.

Baca Selengkapnya

https://www.liputan6.com/health/read/4171717/cara-tepat-bagi-orangtua-jelaskan-virus-corona-pada-anak

Manfaat Anak Terbiasa Menulis Tangan Sejak Kecil


Kemampuan menulis yang mumpuni tak muncul begitu saja, tapi harus diasah sejak dini dan salah satunya jika dibarengi dengan membaca. Meski terkesan simpel tapi hal itu tak mudah, apalagi sekarang anak-anak sering menggunakan gawai atau ponsel.

Analis Pelaksana Kurikulum Pendidikan, Direktorat Sekolah Dasar Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Lanny Anggraini berpendapat melalui membaca, maka akan semakin banyak informasi yang didapatkan sebagai bahan atau ide dalam menulis.

"Membaca bisa memberikan informasi yang banyak dan dituangkan dalam menulis. Sulit untuk bisa menulis kalau tidak bisa membaca," kata Lanny dalam webinar, "Pentingnya Menjaga Minat Menulis Anak", Kamis, 3 Desember 2020.

Hal senada diungkapkan Psikolog anak Marcelina Melisa. Menulis membutuhkan ide dan sumbernya bisa berasal dari apa yang dibaca. Pada anak yang baru belajar menulis, dia perlu membaca atau mengetahui huruf atau angka yang akan dia tulis. Dengan membaca, maka membantu anak menulis untuk mengeluarkan ide, imajinasi mereka.

"Menulis punya manfaat besar yang dapat meningkatkan kemajuan cara berpikir anak ke depannya. Menulis setidaknya memiliki tiga manfaat utama, yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus, melatih kreativitas, serta dapat meningkatkan daya ingat melalui metode belajar memahami sambal menulis pelajaran," terang Marcelina dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, lewat aktivitas menulis, anak terbiasa untuk mengontrol gerakan motorik dengan tekanan yang sesuai, serta memiliki persepsi visual yang baik. Anak juga mengembangkan imajinasi dan kreativitas melalui ide tulisan.

Baca Selengkapnya 

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4424901/tips-dan-manfaat-anak-terbiasa-menulis-tangan-sejak-kecil

Senin, 15 Maret 2021

Cara Remaja Jaga Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19


Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya mengarah pada kesehatan fisik masyarakat, tapi juga kesehatan mental. Pada akhirnya mempengaruhi aktivitas dan kinerja masyarakat. Dosen Fakultas Psikologis Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana menjelaskan, kelompok remaja dan dewasa awal yang memiliki risiko tinggi akibat pandemi Covid-19.
Secara fisik dan psikologis, kelompok remaja dan dewasa awal memiliki kebutuhan bersosialisasi serta tuntutan beraktivitas yang tinggi seperti kuliah dan bekerja. "Namun pada masa pandemi ini diberlakukan pembatasan interaksi sosial, sehingga keadaan ini dapat menyebabkan kelompok masyarakat tersebut frustasi," ucap Atika melansir laman ITS, Senin (15/3/2021). Atika menyebut, salah satu perubahan besar yang sulit diadaptasi oleh seseorang di masa pandemi Covid-19 adalah bekerja atau belajar dari rumah.

Hal ini berdampak pada berbagai hal, terutama penurunan produktivitas. "Sebagian mahasiswa mengeluhkan fasilitas pembelajaran jarak jauh yang terbatas, penurunan motivasi belajar, kesulitan berkonsentrasi, penurunan prestasi, hingga keterlambatan lulus," ucapnya. Oleh karena itu, dia membagikan beberapa hal yang dapat diterapkan untuk menjaga produktivitas selama masa pembelajaran jarak jauh, yakni: Membuat jadwal harian. Menjaga komunikasi dengan teman atau keluarga. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Bersikap proaktif. Berbicara mengenai proaktif, bilang dia, dapat diwujudkan oleh kalangan remaja dengan bertanya dan terlibat dalam diskusi kelas.


Terus Berbakti Ditengah Pandemi



Pandemi Covid-19 memang telah mengubah wajah dunia, namun tugas rimbawan Indonesia tetap sama. Meski pandemi membatasi jarak, para rimbawan terus bergerak, bekerja, dan berbakti dalam menyukseskan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, sekaligus memastikan lingkungan hidup dan hutan tetap lestari.

Mengantisipasi masa pandemi Covid-19, Kementerian LHK telah berupaya dan sangat berhati-hati terus melakukan upaya-upaya perbaikan untuk lingkungan dan hutan. Selain itu, juga menjaga agar lingkungan dan hutan bukan menjadi faktor yang secara nyata terpengaruh atau menjadi pengaruh atas pandemi Covid-19 tersebut.

“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran pimpinan KLHK dan seluruh aparat KLHK tingkat tapak, lapangan di seluruh penjuru pelosok tanah air, selama tahun 2020 telah bekerja dengan baik,” tegas Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dalam sambutan Renungan Suci memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-38, Senin (15/03).

Dalam renungan yang digelar di Tugu Pahlawan Rimbawan, di Kompleks Perkantoran Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Bogor, Menteri Siti menyampaikan bahwa pemerintah telah berupaya keras agar pandemi ini segera berakhir. Program vaksinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga telah berjalan.

“Semoga dapat menjadi langkah baik dan lebih optimis lagi bagi kita semua untuk lebih meningkatkan pengabdian kita bagi bangsa dan negara,”ungkapnya.

Menjaga kelestarian hutan dalam mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang berkelanjutan, menurutnya sangat beresiko tinggi bagi keselamatan jiwa, terutama para rimbawan yang bertugas langsung di lapangan. Medan yang berat, bencana yang tidak terduga, dan kompleksitas masalah, harus disikapi dengan semakin meningkatkan profesionalitas rimbawan.

Oleh karenanya kegiatan renungan suci dilaksanakan setiap tahun sebagai tradisi kontemplasi. Para rimbawan harus diingatkan untuk secara terus menerus dan konsisten berpijak pada landasan jati diri rimbawan dalam pelaksanaan tugasnya. Jujur, tanggung jawab, disiplin, ikhlas, visioner, adil, peduli, kerjasama dan profesional sebagai sembilan nilai dasar rimbawan agar selalu melekat di mana pun dan kapan pun.

“..ciri rimbawan melekat pada diri kita dalam melaksanakan tugas di berbagai medan ruang tugas yang sangat beragam tingkat kesulitannya..,”tegasnya.

Renungan suci ini juga sebagai upaya untuk memelihara kesadaran bahwa kerja-kerja sosok rimbawan mengandung banyak konsekuensi, termasuk konsekuensi gugur dalam tugas. Bidang tugas yang lebar, dan tantangan yang dihadapi semakin berat di masa depan.


Baca Selengkapnya

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3703

Pemprov DKI Siap Laksanakan Program Wajib Paud


World Education Forum di Incheon, Korea Selatan, pada 2015 menghasilkan kesepakatan yang disebut sebagai Deklarasi Incheon. Selain mewujudkan wajib belajar 12 tahun, di dalamnya juga terdapat kesepakatan untuk mewujudkan wajib pendidikan anak usia dini ( PAUD ) satu tahun yang bermutu untuk seluruh penduduk pada 2030.Kesepakatan yang merupakan bagian dari komitmen global sesuai target tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut ditegkakkan di Jakarta.

”PAUD sangat berperan dalam membantu tumbuh kembang anak, memberikan fondasi perkembangan emosional dan sosial yang diperlukan untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Ini diperkuat oleh berbagai penelitian yang menemukan bahwa hasil belajar siswa yang tidak melalui PAUD secara signifikan lebih rendah dibanding siswa yang mengikuti PAUD,” ungkap Suharti, Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian Penduduk dan Permukiman.

Suharti mengakui bahwa belum semua anak mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan anak usia dini, terutama anak-anak dari keluarga miskin. Padahal kelompok inilah yang justru membutuhkan intervensi lebih karena umumnya tidak mempunyai cukup pengetahuan dan sumber daya untuk memberikan stimulus pendidikan di rumah.

Karena itu, sejalan dengan Standar Pelayanan Minimun (SPM) pendidikan dalam Permendikbud Nomor 32/2018 Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga telah menyosialisasikan Layanan Wajib PAUD Satu Tahun untuk anak-anak berusia 5-6 tahun di seluruh wilayah DKI Jakarta, dimulai pada Tahun Ajaran Baru 2021/2022 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengaku telah melakukan kajian atas Layanan Wajib PAUD Satu Tahun. Kajian dilakukan berdasarkan aspek yuridis, teoritis, dan empiris dengan melibatkan berbagai pihak.

"Berdasarkan hasil kajian, Jakarta siap melaksanakannya. Semoga layanan ini dapat tepat sasaran dan mampu mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, serta yang terpenting dapat menjadi jembatan antarjenjang demi menyiapkan anak menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi," ungkapnya.


Minggu, 14 Maret 2021

Sekolah Dibuka Kembali Juli dengan Catatan!



Pandemi Covid-19 telah setahun melanda Tanah Air, berbagai sektor terganggu karena hal tersebut. Salah satunya proses pembelajaran, pemerintah terpaksa menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara online guna mencegah penyebaran virus corona.

Akan tetapi berbagai langkah juga telah diupayakan pemerintah, guna mengembalikan kehidupan yang normal seperti sebelumnya. Melalui vaksin hingga pembatasan berskala besar, dan kecil di berbagai daerah Indonesia.

Hal tersebut juga sebagai langkah pemerintah dalam mengembalikan proses pembelajaran secara tatap muka. Maka dari itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menargetkan membuka kembali sekolah tatap muka pada Juli 2021.

Akan tetapi, dengan catatan program vaksinasi tenaga pendidikan rampung pada Juni 2021. Sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan tenaga pendidikan menjadi prioritas agar para peserta didik bisa kembali sekolah tatap muka.

Demikian pula, Dinas Pendidikan Kota Surabaya sedang mengkaji kemungkinan penggunaan tes GeNose untuk siswa dan guru sebelum masuk sekolah.

Baca Selengkapnya

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-011550824/sekolah-dibuka-kembali-juli-dengan-catatan-ketua-dpd-sampaikan-pesan

Anak Berkebutuhan Khusus Harus Peroleh Pendidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan semua anak berkebutuhan khusus harus tetap memperoleh pendidikan, baik di masa pandemi Covid-19 maupun keadaan yang normal. Pernyataan itu disampaikan oleh Sekjen Kemendikbud Ainun Na'im dalam acara webinar dengan tema "Praktik Inspiratif dan Dukungan Kebijakan untuk Mendorong Pembelajaran Inklusif, khususnya di Masa Pandemi Covid-19", Selasa (8/12/2020).

"Kita harus menjaga proses belajar dan mengajar anak berkebutuhan khusus tetap jalan di pandemi Covid-19," kata Ainun Na'im. Dia mengaku, Indonesia memiliki daerah yang luas dan beragam, maka dari itu harus ada inovasi yang beragam. Dengan tujuan, semua anak berkebutuhan khusus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh anak yang normal. "Anak berkebutuhan khusus maupun anak Indonesia di wilayah negara lain, harus memperoleh fasilitas yang sama di dunia pendidikan, seperti yang diperoleh anak pada umumnya di negeri ini. Meski pengajarannya dengan pendidikan khusus," terang dia.

Direktur GTK Kemenag M Zain mempunyai pendapat yang sama dengan Sekjen Ainun Na'im. Menurut dia, anak berkebutuhan khusus atau kaum disabilitas harus dihormati, sehingga mereka harus mempunyai kesempatan yang sama dibidang pendidikan. Bahkan, kata Zain, institusi pendidikan di Mesir memberi peluang besar bagi anak berkebutuhan khusus dan kaum disabilitas. Di negeri Mesir sudah menggratiskan semua strata pendidikan.


Baca Selengkapnya 

https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/08/144349171/kemendikbud-anak-berkebutuhan-khusus-harus-peroleh-pendidikan

Kemasan Pasca Konsumsi Memiliki Manfaat



Tak pernah disadari oleh para konsumen makanan, minuman, dan produk lainnya, bahwa kemasan pasca konsumsi memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup, khususnya sirkular ekonomi.

Berdasarkan data, potensi ekonomi sirkular dunia saat ini adalah 4,5 triliun dolar dan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia juga menjadi bagian dari potensi tersebut. Sayangnya dari jumlah 64 juta sampah per tahun di Indonesia, masih sedikit sekali materi yang dimanfaatkan untuk masuk di dalam mata rantai pasok produk.

Prise (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment atau Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang Berkelanjutan) hadir dengan visi untuk menciptakan dan menggerakkan ekosistem yang berkelanjutan dengan mengubah kemasan pasca konsumsi menjadi sumber daya bernilai tinggi yang memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi Indonesia.

Sinta Kaniawati, Ketua Umum PRAISE mengatakan, penanganan kemasan pasca konsumsi yang strategis dan sistemis tidak hanya akan mencegah degradasi lingkungan, namun juga membuka peluang investasi.

Apabila konsumen memperlakukan kemasan pasca konsumsi dengan baik, maka produsen dapat kembali memakai kemasan untuk produksi ulang. Ini tentunya menjadi investasi besar dari segi budget produksi.


Baca Selengkapnya 

https://www.suara.com/lifestyle/2019/11/11/172944/sering-diabaikan-ternyata-kemasan-pasca-konsumsi-memiliki-3-manfaat

Kamis, 11 Maret 2021

Penyebab Kenakalan Remaja




Penyebab kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor penting, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan pertemanan. Dua faktor ini memiliki peran penting pada perkembangan pemikiran dan kehidupan seorang remaja untuk masa depannya. Tentunya sudah banyak kita mendengarkan keluhan-keluhan tentang betapa sulitnya menemukan solusi atas kenakalan remaja ini.

Tidak jarang, keluhan terlontar dari orang tua sendiri sebagai orang terdekat anak. Padahal orang tua seharusnya adalah orang terdekat bagi remaja yang bisa membimbingnya. Berbagai masalah yang terjadi di lingkungan keluarga menjadi penyebab utama remaja bersikap tidak selayaknya pada lingkungan.

Penyebab kenakalan remaja tidak lepas dari hubungannya dengan orang tua. Selain itu, pengaruh lingkungan pertemanan juga menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan. Orang tua tentunya harus benar-benar memperhatikan perkembangan anaknya dalam kehidupan ini, terutama saat remaja.

Baca Selengkapnya :

https://hot.liputan6.com/read/4456075/9-penyebab-kenakalan-remaja-dari-faktor-keluarga-hingga-pertemanan

Cara Aman Terapkan Penggunaan Ponsel pada Anak Selama Pandemi


Pandemi COVID-19 membuat banyak orang mengubah kebiasaan, termasuk anak-anak, salah satunya adalah diwajibkannya belajar dari rumah atau home learning. Program belajar dari rumah tentu saja menjadikan anak-anak sering menggunakan ponsel demi mendukung sistem belajar yang baru.

Penggunaan ponsel ini berguna sebagai media untuk mengakses grup ataupun sistem yang diberikan guru pada siswanya untuk mendapatkan materi pelajaran sekolah. Ponsel selain digunakan sebagai pendukung sistem belajar dari rumah, juga sering digunakan untuk bermain game dan melihat media sosial demi mengurangi kebosanan selama Pandemi COVID-19 yang mengharuskan #dirumahaja. Namun, apabila penggunaannya tidak diawasi maka fungsinya bisa berdampak negatif, seperti akan memengaruhi kesehatan anak hingga menyebabkan kecanduan.

ada empat cara aman yang bisa diterapkan orang tua dalam hal menggunakan ponsel selama pandemi agar anak tetap aman, sehat, dan terhindar dari kecanduan, berikut beberapa caranya :

1. Aktif mengawasi anak
2. Mengatur waktu interaksi
3. Membatasi situs pengaksesan
4. Melakukan pemantauan




Rabu, 10 Maret 2021

Mengolah Sampah Organik, Daur Ulang Tinggi Manfaat



Sampah menjadi salah satu masalah terhadap lingkungan, pengolahananya yang tidak tepat menyebabkan penumpukkan dan sumber penyakit, dan tentu saja mengganggu pemandangan. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia Jumlah timbunan sampah nasional pada 2020 mencapai 67,8 juta ton.

Sampah organik maupun non-organik akan terus bertambah jumlahnya seiring pertumbuhan dan faktor konsumsi masyarakat, jika tidak diimbangi dengan edukasi pengolahan sampah akan mengakibatkan penumpukan sampah yang semakin banyak.

bahwa sebenarnya sering sampah didefinisikan sekadar derajat keterpakaiannya. Sehingga apabila masyarakat merasa suatu benda nilai pakainya tidak bisa digunakan akan mengumpulkan pada tumpukan pembuangan.

Perlu diberikan edukasi dalam pengelolaan sampah, berbentuk kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan akhirnya berdampak pada pengurangan dan penanganan sampah.

Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi empat jenis. Pertama, sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain. Kedua, sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain. Ketiga, sampah yang berupa debu/abu. Keempat, sampah yang berbahaya (B3) karena mengadung zat-zat kimia atau apapun itu yang dapat mengancam kesehatan.

Pengolahan sampah bisa dimulai dari ruang lingkup rumah tangga, yaitu limbah organik. Limbah pada dasarnya hasil akhir yang dikeluarkan dari segala aktifitas rumah tangga. Namun beberpa limbah rumah tangga, dapat diolah kembali menjadi sutu bentuk yang bermanfaat, seperti sampah rumah tangga.

Daur ulang sampah organik berarti sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan bisa terurai alamai oleh kerja bakteri tanpa adanya keterlibatan manusia, namun pemberian bahan kimia dalam membantu proses penguraian jika dinilai perlu. Pengolahan sampah organik yang tidak tepat juga dapat menimbulkan pencemaran seperti pencemaran udara sebab bau yang dikelurkannya, walaupun demikian, sampah organik sangat ramah lingkungan.

Berdasarkan bentuknya, sampah organik terbagi atas dua jenis, yaitu sampah organik basah yang sampah di dalamnya mengadung air. Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang. Jenis satu lagi, sampah organik kering, sampah di dalamnya sedikit mengandung air seperti kayu, ranting pohon, dan daun-daun kering.

Bisa lakukan berbagai cara pengolahan sampah organik kering ataupun basah, seperti:

Pembuatan Kompos
Selama pandemi, semua kegiatan dilakuakn dari rumah yang otomatis juga akan mempengaruhi jumlah produksi sampah setiap harinya. Ada baiknya dilakukan pengolahan kombinasi anatara sampah kering dan basah. Dengan cara menyediakan tempat penampungan sampah dengan ember cat ukuran 20 kilogram yang di sisinya diberi sejumlah lubang guna fungsi mengalirkan udara sehingga menghentikan kerja bakteri anaerob yang malah membuat ember kompos menimbulkan bau.

Kemudian, masukkan sampah organik ke dalam ember dan segenggam tanah, ingat cukup sampah organik saja, dan lakukan berkala, tunggu hingga dua sampai tiga bulan dan kompos alami bisa langsung dipakai.

Bahan Tambahan Pakan Ternak
Sampah jenis ini sangat membantu untuk tambahan pakan ternak. Penggunaan sisa sampah organik untuk ternak dapat menghemat ongkos pembelian pakan ternak. Jika di kota, lahan yang terbatas sangat tidak memungkinkan memiliki ternak, namun jangan menyerah, ada beberapa usaha pengolahan sampah yang menerima sampah organik untuk diolah dengan pelayanan daring



Investasi untuk Mengatasi Persoalan Sosial dan Lingkungan



Isu sosial dan lingkungan nampaknya belum benar-benar menjadi bagian integral dalam proses pembangunan. Berdasarkan studi Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) yang dirilis Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada 2020, rata-rata skor IDSDB nasional sebesar 52,57 persen. Angka tersebut masuk ke dalam level sedang apabila mengacu standar klasifikasi daya saing menurut Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Klasifikasi levelnya: rendah (00-30,00), sedang (30,01-60,00), tinggi (60,01-80,00), dan sangat tinggi (80,01-100).

Secara lebih detail, mengacu studi yang dilakukan terhadap 356 kabupaten di Indonesia tersebut, hanya 3,09 persen daerah yang masuk dalam level tinggi. Adapun sebanyak 96,91 persen daerah menempati level sedang. IDSDB mengukur daya pembangunan suatu daerah berbasis pilar lingkungan lestari, ekonomi, tangguh, sosial inklusif, dan tata kelola yang baik. Itu artinya, sebagian besar daerah belum sepenuhnya memperhatikan kelestarian lingkungan dan prinsip-prinsip keberlanjutan sosial, ekonomi, dan tata kelola.

Apalagi ketimpangan sangat terlihat berdasarkan wilayah Timur dan Barat. Dalam kategori level sedang, sebanyak 79,94 persen daerah berada di Indonesia Barat sedangkan sisanya berada di wilayah Timur. Menurut studi tersebut, kesenjangan utamanya terjadi pada pilar ekonomi dan sosial inklusif. Untuk pilar ekonomi terkait dengan ketersediaan infrastruktur ekonomi, ekosistem investasi, dan kemampuan keuangan daerah. Sedangkan pilar sosial inklusif terkait kualitas sumber daya manusia. Situasi yang ada saat ini tentunya perlu diperbaiki. Salah satunya dengan mendorong investasi yang memiliki dampak positif bagi masyarakat yakni Impact Investing. Ini merupakan skema investasi yang bertujuan mengatasi persoalan sosial dan lingkungan. Di sisi lain, tetap menghasilkan keuntungan finansial bagi investor. Skema investasi ini memiliki sasaran yang beragam. Di antaranya pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, konservasi, pendanaan mikro, dan akses pelayanan dasar seperti perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Melansir dari informasi Global Impact Investing Network (GIIN), salah satu contoh keberhasilan Impact Investing ada di India. Praktiknya melibatkan investor bernama Lok Capital yang menanamkan modal ke Layanan Medis Disha (Dristhi-Eye Centre). Lok Capital mempromosikan pertumbuhan inklusif di India dengan membuat investasi ekuitas jangka panjang. Diluncurkan pada 2006, Lok Capital mendukung perusahaan yang berfokus dalam penanganan masyarakat berpenghasilan rendah dan pasar lain yang tidak terjangkau secara komersial.

Adapun Dristhi-Eye Centre menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses perawatan mata berkualitas. Perusahaan ini mampu menciptakan model khusus untuk perawatan mata berkualitas dengan biaya rendah. Nilai investasi yang digelontorkan sebesar US$ 813.270. Dana itu dapat digunakan untuk merekrut tenaga kerja baru hingga membantu pemasaran Dristhi. Selain itu, bisa dipakai untuk membangun tiga rumah sakit dan tiga pusat penglihatan. Pilihan Hasil Investasi Terkait hasil investasi (return), Impact Investing menawarkan fleksibilitas. Investor mempunyai pilihan untuk mendapatkan hasil investasi yang sesuai dengan target perusahaan. Berdasarkan kajian Angel Investment Network Indonesia (Angin), ada dua karakteristik investor dalam ekosistem Impact Investing di Indonesia. Pertama ialah investor kategori concessionary yang menerima hasil investasi di bawah rata-rata pasar. Asalkan, investasi yang ditanam bisa memberikan dampak sosial dan lingkungan yang besar.

Kemudian investor jenis non-concessionary yang menargetkan hasil investasi sama dengan atau di atas rata-rata pasar. Sebagai contoh untuk investasi ekuitas tingkat pengembalian investasi (internal rate of return (IRR)) kategori concessionary di bawah 23 persen sedangkan non-concessionary di atasnya. Adapun berdasarkan catatan Angin, selama periode 2013-2020 sebaran modal investor concessionary di Indonesia sebesar US$ 8 juta. Sebanyak 80 persen kesepakatan pada model bisnis teknologi. Sementara pada periode yang sama, sebaran modal investor concessionary sebesar US$ 259 juta. Sebesar 40 persen kesepakatan pada model bisnis teknologi.










Selasa, 09 Maret 2021

Warung Kopi Gratiskan Internet dan Pinjami Gawai untuk Anak Sekolah



Tak semua anak sekolah memiliki gawai dan internet untuk memenuhi kebutuhan kegiatan belajar daring saat pandemi Covid-19. Salah satu warung kopi di jalan Raya Jombang, Pondok Jaya nomor 58 D Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan memberikan akses internet gratis bagi anak- anak yang ingin mengerjakan tugas sekolahnya.

"Kami sediakan akses internet gratis agar adik-adik bisa mengerjakan tugas- tugas yang diberikan oleh gurunya," kata pemilik warung kopi, Anha Rizki, Kamis, 30 Juli 2020. Selain menyediakan akses internet gratis, warung kopinya juga meminjamkan alat belajar seperti laptop dan gawai untuk mengerjakan tugas.

"Kebanyakan dari mereka menggunakan ponsel milik orang tuanya,” ujar Anha. Padahal, orang tua mereka bekerja sebagai pengemudi ojek online. “Jika hanya punya satu ponsel, bagaimana dia bisa belajar?"

Anha juga mengatakan masyarakat yang memiliki laptop masih layak dan tidak terpakai bisa mendonasikan ke warung miliknya yang berada tepat di seberang pom bensin jalan raya Jombang.

Iksan Fadil, salah seorang siswa SDN Pondok Pucung 01 saat sedang belajar di warung kopi milik Anha mengatakan bahwa dengan adanya akses internet gratis ia merasa terbantu dalam kegiatan belajar.

"Senang ada internet gratis, dipinjami ponsel karena saya enggak punya. Juga dapat minum gratis."


Baca Selengkapnya :

https://metro.tempo.co/read/1370847/warung-kopi-ini-gratiskan-internet-dan-pinjami-gawai-anak-sekolah

Senin, 08 Maret 2021

Game Online Penyebab Anak Putus Sekolah




Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan, angka anak putus sekolah mengalami peningkatan. Ini berdasarkan hasil pengawasannya sejak Januari 2021.

"Ada lima alasan yang menyebabkan anak putus sekolah, yaitu karena menikah, bekerja, menunggak Iuran SPP, kecanduan game online dan meninggal dunia," kata Retno di Jakarta, Minggu (7/3).
Adapun wilayah pantauan meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Provinsi DKI Jakarta.

Pemantauan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk Kota Bandung dan Cimahi, dan wawancara secara online dengan guru dan Kepala Sekolah jaringan guru Federasi Serikat guru Indonesia (FSGI). Pemantauan dilakukan pada Februari 2021.

Retno mengatakan, pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama setahun, seharusnya pemerintah daerah bisa memetakan permasalahan pendidikan di wilayahnya, sehingga tidak ada peserta didik yang putus sekolah,. "Namun faktanya, KPAI justru menemukan data-data lapangan yang menunjukan angka putus sekolah cukup tinggi, terutama menimpa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin," ujar Retno.

Kemendikbud Tegaskan Orangtua Dibebaskan untuk Tentukan Seragam Siswa


Pemerintahah telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama tentang Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Lingkungan Sekolah yang Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

SKB itu melarang pemerintah daerah (Pemda) ataupun sekolah untuk membuat aturan seragam agama tertentu di lingkungan pendidikan. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Paudasmen), Kemendikbud, Jumeri mengatakan, kendati demikian orangtua diberi kebebasan untuk menentukan seragam anak-anaknya. Termasuk seragam sesuai tuntunan agama. Jadi penggunaan seragam agama sifatnya bukan lagi paksaan, melainkan bergantung pada kehendak sang anak atau orangtua.

“Memberikan kebebasan orangtua dan peserta didik untuk memakai seragam tertentu sesuai agamanya sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata Jumeri pada Bincang Sore yang berlangsung secara daring di Jakarta pada Kamis (11/2/2021).

Jumeri mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencapai budi pekerti yang luhur. Oleh karenanya sudah menjadi kewajiban sekolah untuk menanamkan nilai ketakwaan sesuai agama yang dianut peserta didik. Meskipun demikian, ia menjelaskan tetap tidak boleh memaksakan seragam kepada para peserta didik.


Baca Selengkapnya 

Target Belajar Tatap Muka Dimulai Juli 2021, Persiapannya?




Belajar tatap muka yang ditargetkan berlangsung pada Juli 2021 mendapat sokongan dari Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Ada 49 sekolah Taman Kanak-kanak yang berada dalam naungan organisasi IGTKI tersebut.

Namun demikian, rencana ini harus dilihat kembali perkembangan dari tren wabah tersebut.

"Kalau ada kebijakan pemerintah bulan Juli boleh masuk sekolah, artinya pemerintah punya pandangan tersendiri dengan covid-19 itu sudah mereda atau zonanya sudah tidak merah," kata Marjilah, Ketua IGTKI Makasar, Jaktim saat dihubungi Liputan6.com, Senin (8/3/2021).

Dia mengungkapkan, dirinya pernah menyebar angket kepada orangtua murid tentang belajar tatap muka. Angket dikeluarkan ketika pembelajaran itu direncanakan berlangsung pada semester dua lalu.

"Hasilnya lebih banyak yang mendukung kalau zonanya ada di lingkungan sekolah dan kondisinya aman, tapi ada (juga yang minta) masih PJJ saja. Namun dari angket yang disebarkan waktu itu mendukung dengan protokol kesehatan," ucap dia.

"Orang tua murid sejauh ini, andai pemerintah sudah mengizinkan, mayoritas mereka bersedia," imbuh Marjilah.

Sementara itu Pengamat pendidikan Doni Koesoema mengungkapkan, penerapan sekolah tatap muka dapat diberlakukan berdasarkan kondisi di daerah masing-masing. Karena setiap daerah memiliki persoalan berbeda.

"Kebijakan tatap muka tidak bisa dilakukan secara pukul rata, melainkan harus dilihat bagaimana situasi dan kondisi penyebaran covid di daerah. Jadi memang harus lebih detail, hati-hati sesuai situasi dan kondisi yang ada di daerahnya," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (8/3/2021).

Berdasarkan SKB 4 Menteri, penentuan pembukaan sekolah tatap muka diserahkan kepada daerah. Kepala daerah dapat menentukkan dibuka secara barengan atau bertahap atau mulai dari sekolah tertentu.

"Jadi lebih baik percayakan kepada kepala daerah yang memahami situasi tetapi juga dengan satgas covid di daerah situ. Lalu kemudian ada pertimbangan satgas nasional, sehingga data-data benar," jelas dia.

Artinya, lanjut Doni, pemerintah daerah harus memperoleh pertimbangan dari banyak pihak, termasuk kesiapan tenaga kesehatan, faskes ketika ada kasus, lalu asesmen awal ketika dimintakan SKB 4 Menteri harus ada.

"Kesiapan sekolah, sarana prasarana, komunikasi dengan komite sekolah, persetujuan dari orangtua tetap berlaku," ucap dia.

Terkait risiko, dia menilai dapat dilihat dari daerahnya. Masing-masing wilayah bisa menerapkan sesuai tingkat zonasi penyebaran covid-19.

"Pelaksanaan pembelajaran juga tidak bisa seperti dulu lagi, kalau jumlah satu kelas 30 murid, nanti enggak bisa lagi seperti itu. Harus bergantian on-off ada yang belajar di rumah, ada yang belajar di sekolah. Bergantian karena ruangnya enggak cukup," terang Doni.

Untuk itu, agar disokong penuh oleh orangtua siswa, penanganan pandemi covid-19 harus ditangani secara serius oleh pemerintah pusat maupun daerah. Bila tidak, jangan harap orang tua memberikan izin berangkat ke sekolah.

"Enggak serius atasi covid, orang tua tidak akan izinkan anak sekolah. Di Jakarta kalau sekolah dibolehkan, orangtua mungkin belum mau anaknya sekolah. Karena ada kaitan trasportasi, gurunya, dan harus ada asesmen, pendataan," jelas dia.

Dia menilai pembelajaran tatap muka yang dipersiapkan dengan baik akan menjadi ideal. Namun karena situasi pandemi Covid-19, model ideal itu menjadi mimpi yang diinginkan.

"Daripada kita berhasulinasi, lebih baik siapkan secara nyata saat ini kondisinya seperti apa. Maka kalau PJJ belajar dari rumah, mekanisme agar efektif harus dikembangkan sekolah, pemerintah daerah terutama daerah-daerah yang kemudian koneksi internet dan jaringan enggak ada. Mereka cari cara alternatif agar semua anak Indonesia punya hak belajar," terang dia.

Doni menegaskan, pembelajaran jarak jauh dapat dimaksimalkan dalam kondisi saat ini. Karena itu bisa dilakukan dan lebih efektif.



QRIS KCI

QRIS KCI

Anchor Rinaldi KCI

Lokasi Kegiatan

Pengunjung

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.